Polisi Dalami Penunjukan Langsung Proyek

Penyidik kepolisian masih menyelidiki proyek Jalan Lando Noa Hita dari Labuan Bajo-Kecamatan Macang Pacar Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang dikerjakan kontraktor yang ditunjuk bupati melalui telepon.

“Kami masih menunggu hasil perhitungan kerugian negara oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sehingga tidak terjadi miskomunikasi,” kata Kapolres Manggarai Barat AKB Supriyanto di Labuan Bajo, kemarin.

Kasus itu ditangani polres sejak 2014. Sejauh ini, pe­nyidik telah meminta keterangan dari 26 saksi, termasuk mantan Ketua DPRD Manggarai Barat Matheus Hamsi.

Supriyanto membenarkan masih akan memeriksa sejumlah saksi. “Untuk pejabat penting diperiksa Polda NTT, sedangkan yang lainya di polres.”

Wakil Direktur CV Sinar Lembor Alex atau yang kerap disapa Baba Ihing mengaku mengerjakan proyek senilai Rp4 miliar bermodalkan telepon dari Bupati Agustinus Ch Dula. “Waktu itu, bupati telepon dan meminta saya mengerjakan ruas Jalan Lando Noa. Saya ikut karena ini perintah bupati,” katanya.

Dia juga mengaku tidak mengikuti proses tender untuk pengerjaan proyek itu, sebab lokasi ruas jalan itu dilaporkan terkena bencana alam. Padahal, tidak ada bencana alam di ruas jalan itu. “Tidak ada tender,” tutur Ihing.

Bupati Agustinus Ch Dula menegaskan seluruh proyek merupakan hasil penelaahan staf. Dia juga menampik telah menelepon Ihing untuk mengerjakan proyek tanpa proses tender. “Tidak berdasarkan selera saya untuk mene-lepon kontraktor,” kata dia.

Sementara itu, Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri (Kejari) Sukoharjo, Jawa Tengah, Zaenurofiq, membenarkan penyidik telah menahan broker faktur pajak fiktif Wahyu Haryanto yang merugikan negara sebesar Rp11 miliar dalam tiga tahun. (WJ/AD/JL/N-1)