Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KECAMATAN Cikole di Kota Sukabumi, Jawa Barat, merupakan wilayah paling sering diterjang bencana pada tahun ini. Beberapa lokasi di wilayah itu notabene merupakan daerah langganan terjadinya bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, menuturkan berdasarkan data yang tercatat pada Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (Si Edan), selama periode Januari-Oktober tahun ini di Kecamatan Cikole terjadi 29 kali bencana. Wilayah yang paling banyak terjadi bencana berada di Kelurahan Cisarua.
"Selama ini Kelurahan Cisarua memang selalu diwaspadai cukup rawan terjadi potensi bencana. Tahun ini di wilayah itu terjadi 15 kali bencana," kata Novian, Minggu (26/11).
Baca juga : Hujan Lebat di Gunung Merbabu Akibatkan Banjir Bandang di Kabupaten Semarang
Secara aggregate, selama periode Januari-Oktober di Kota Sukabumi terjadi 149 kali bencana. Selain di Kecamatan Cikole, bencana terjadi di Kecamatan Lembursitu sebanyak 26 kali, Kecamatan Warudoyong sebanyak 25 kasus, Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 22 kali, Kecamatan Citamiang sebanyak 21 kali, Kecamatan Baros sebanyak 19 kali, dan Kecamatan Cibeureum sebanyak 7 kali.
Dari sebanyak 29 kali bencana di Kecamatan Cikole, nilai kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp1,3 miliar, Kecamatan Lembursitu (26 kali bencana, nilai kerugian Rp1,5 miliar), Kecamatan Warudoyong (25 kali bencana nilai kerugian Rp250 juta), Kecamatan Gunungpuyuh (22 kali bencana, nilai kerugian Rp680 juta), Kecamatan Citamiang (21 kali bencana, nilai kerugian Rp1,2 miliar), Kecamatan Baros (19 kali bencana, nilai kerugian Rp632 juta), serta Kecamatan Cibeureum (7 kali bencana, nilai kerugian Rp58 juta).
Baca juga : Waspada! Curah Hujan di Jabodetabek Meningkat dan Banjir Rob di Pesisir Utara Jakarta
"Selama Januari hingga Oktober, pada September terjadi lonjakan jumlah frekuensi bencana. Terdapat 37 kali bencana selama bulan itu," ujarnya.
Ratusan kali kejadian bencana mengakibatkan sebanyak 160 unit bangunan rusak. Rinciannya, rusak berat sebanyak 14 unit, rusak sedang sebanyak 36 unit, dan rusak ringan 110 unit.
Terdapat 105 kepala keluarga atau 120 jiwa yang terdampak. Terdapat korban luka berat sebanyak satu orang dan luka ringan delapan orang.
BPBD mengimbau masyarakat tetap waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi. Sebab, sesuai prakiraan BMKG, saat ini sudah mulai memasuki hujan.
"Kami juga di BPBD meningkatkan kewaspadaan dengan menyiagakan personel yang selalu siap siaga. Koordinasi juga dilakukan lintas sektoral, termasuk dengan aparatur wilayah di tingkat kecamatan dan kelurahan," pungkas Novian. (Z-4)
Pemprov Bengkulu telah menyiagakan alat berat untuk mengantisipasi kendala perjalanan di daerah rawan tanah longsor, selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2024.
MENJELANG arus mudik dan arus balik Lebaran, Pemerintah Kabupaten Sumedang, jawa Barat. Di antaranya, memetakan titik rawan bencana tanah longsor dan pohon tumbang.
BNPB mengungkapkan terdapat 7 provinsi dengan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) terbanyak sekaligus menjadi provinsi yang paling banyak alami bencana.
Menurut KPU Purbalingga ada 3 TPS yang rawan bencana longsor.
Memasuki peralihan musim kemarau menuju musim hujan, terdapat sejumlah potensi bencana hidrometeorologi basah, termasuk pada periode Libur Natal 2023 dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Ayep-Bobby juga keliling Kota Sukabumi di 90 titik dan berusaha menghadirkan solusi untuk berbagai masalah yang ada.
Surat pengajuan cuti sudah diterima dari sekda. Saat ini surat tersebut telah disampaikan ke Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
SAMPAI 2023, total rumah tidak layak huni di Jawa Barat mencapai 45,83%. Kabupaten Sukabumi menjadi daerah dengan jumlah rumah tidak layak huni terbanyak.
Sebelum ambruk, kondisi bangunan ruang kelas di sekolah itu memang sudah rusak
Bersamaan naiknya harga sejumlah cabai dan bawang, terdapat juga komoditas yang harganya turun. Di antaranya tomat kecil dari Rp8 ribu menjadi Rp6 ribu per kg dan tomat besar dari Rp10 ribu
Akreditasi menunjukkan institusi itu memenuhi standar pendidikan yang tinggi. Minimal akreditasi yang baik suatu universitas adalah B atau lebih tinggi,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved