Dua Biro Terduga masih Beroperasi

KANTOR Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan merilis delapan biro perjalanan yang bertanggung jawab atas pemberangkatan 70 calon jemaah haji asal daerah itu lewat Filipina. Ke delapan biro perjalanan itu ialah Batara Maiwa, PT Tazkiyah, PT Aulad Amin, KBIH Arafah, KBIH Arafah Pandaan, PT Aulad Amin Tours Makassar, Travel Syafwa Makassar, dan Travel Hade el Barde.

Namun, dua dari delapan perusahaan itu membantah vonis tersebut. Bahkan, keduanya tetap membuka pendaftaran bagi jemaah calon haji dan umrah.

Tazkiyah Global Mandiri, yang berada di Jalan Andi Pangerang Pettarani, mengaku tahun ini memberangkatkan 107 jemaah calon haji langsung ke Jeddah.

“Kami tidak pernah memberangkatkan jemaah haji via Filipina. Kami akan minta kabar keterlibatan perusahaan ini diklarifikasi Kementerian Agama,” ungkap Direktur Tazkiyah, Ahmad Yani Fachruddin, kemarin.

Namun, ia mengakui jalur pemberangkatan haji via Fi­lipina sudah beroperasi sejak empat tahun terakhir di Makassar. “Pengawasan dari Kemenag terhadap biro perjalanan haji dan umrah kurang.”

Bantahan juga dilontarkan Syafwa Tour and Travel. Wahyu, petugas biro perjalanan, mengaku memberangkatkan calon haji sesuai kuota yang diberikan Kemenag.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian, saat berada di Makassar, kemarin, memastikan ke-177 calon haji yang batal berangkat dari Filipina sudah ditangani dengan baik. “Polri akan mendalami jaringan biro perjalanan yang memberangkatkan mereka.”

Sementara itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan Abdul Wahab Tahir menyatakan pihaknya belum memiliki data asal daerah jemaah calon haji dari Sulawesi Selatan yang terdampar di Filipina. “Dari Wajo saja ada 63 jemaah. Yang lain, kami masih menunggu data.”

Pulang secepatnya
Di Jawa Timur, Gubernur Soekarwo juga ikut sibuk, karena di antara 177 jemaah calon haji yang berada di Fili­pina, 10 di antaranya diduga berasal dari Jawa Timur. Ke-10 orang itu berasal dari Desa Tejowangi, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

“Kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengetahui secara persis peristiwa yang melibatkan warga Jatim ini. Terus terang, kami prihatin ada warga yang nekat beribadah dengan cara ilegal ini,” kata Soekarwo.

Dia berharap polisi segera turun tangan dan mengusut kasus itu. “Warga hanya jadi korban penipuan. Di masa depan, warga harus lebih hati-hati.”

Di Pontianak, Kalimantan Barat, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga memastikan kasus itu murni penipuan. Ke-177 calon haji asal Indonesia itu telah menjadi korban.

“Ini merupakan tindak kri­minal yang terorganisasi dan kami sedang mendalami untuk mengetahui siapa di balik ini,” tuturnya.

Soal nasib ke-177 jemaah calon haji, Menteri menegaskan pemerintah Indonesia terus berupaya segera memulangkan mereka, setelah pro­ses yang harus dilakukan selesai.

“Yang bisa kami lakukan saat ini ialah memindahkan lokasi penampungan mereka dari tempat yang kurang nyaman ke lokasi yang difasilitasi Kedutaan Besar RI,” jelasnya. Menteri Agama meyakinkan pemerintah berupaya secepatnya mengembalikan mereka ke Tanah Air. (FL/CS/AR/Ant/N-2)