Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PETANI di perbatasan Indonesia-Timor Leste berhasil mengembangkan tanaman bawang merah varietas tuk-tuk pada lahan seluas 12,8 hektare (ha) di Kecamatan Kalukuk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Varietas bawang merah tersebut dikembangkan 283 petani yang terbagai dalam 11 kelompok asal Desa Fatuketi dan Desa Dualaus di Kakuluk Mesak. Para petani kini beralih menanam bawang karena dampak kekeringan.
Kakuluk Mesak merupakan satu dari empat kecamatan di Belu yang menderita gagal tanam tanaman pertanian paling parah tahun ini. Tiga kecamatan lainnya yang juga mengalami gagal tanam akibat kekeringan, yakni Nanaet Dubesi, Raimanuk, dan Lamaknen Selatan.
“Karena terjadi El Nino, bupati mendatangkan bibit bawang merah dan minta petani menanam. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) juga didatangkan untuk membantu petani,” kata Koordinator PPL Kakuluk Mesak, Paulinus Lau Hale, kemarin
Paulinus mengatakan budi daya bawang merah baru dimulai Maret lalu sampai Agustus dan sudah tiga kali panen.
Pada panen pertama dan kedua, 1 hektare mampu memproduksi 21 ton bawang merah. Sesuai perhitungan Paulinus, petani bawang merah akan meraup keuntungan besar. Apalagi, harga bawang merah di pasar tradisional Kota Atambua saat ini Rp35 ribu per kg.
Menurutnya, hasil produksi yang besar akan membantu pedagang setempat mengurangi pembelian bawang dari petani daerah lain, seperti Kabupaten Rote Ndao, Kupang, hingga Surabaya.
Adapun panen terakhir bawang tuk-tuk dilakukan secara simbolis oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, Selasa (16/8) sore.
Panen bagus
Menteri Eko mengapresiasi panen bawang yang dilakukan para petani di Belu. “Kurang air saja, hasil panen bawang bisa sebagus ini. Hasil panen akan melimpah jika tersedia cukup air,” ujar Eko. Ia yakin produksi bawang merah tuk-tuk akan meningkat lagi apabila kebutuhan air mencukupi.
Pengusaha Timor Leste, Ricardo Cardoso Nheu yang ikut hadir pada penen bawang merah mengaku datang ke Belu guna menjajaki kemungkinan menjalin kerja sama perdagangan bawang.
“Saya bawa sampel bawang tuk-tuk dari Belu ke Timor Leste, nanti kita bahas untuk kerja sama,” ujarnya.
Harga bawang di Timor Leste kini sekitar Rp40 ribu per kg. “Saya memilih bawang dari sini (Belu) karena jaraknya dekat ke Timor Leste,” ujarnya.
Pada bagian lain, kemarau basah tahun ini tidak terlalu berdampak negatif terhadap sektor pertanian di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi mengklaim kemarau basah bisa memacu tingkat produksi padi. “Sejauh ini kondisi sektor pertanian tidak terdampak cuaca. Justru kemarau saat ini lebih bagus karena masih ada hujan” kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi, Kardina Karsoedi.
Dia menambahkan, pengairan juga bagus, sedangkan tahun lalu terjadi kemarau panjang dan tidak ada hujan. Tahun ini, Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Sukabumi menargetkan produksi padi sebanyak 35 ribu ton gabah kering panen (GKP).
Hingga pertengahan tahun, Kardina menyebutkan produksi padi sudah mencapai lebih dari 15 ribu ton GKP. “Memasuki musim tanam kedua tahun ini, kami optimistis target keseluruhan bisa tercapai hingga akhir tahun,” terangnya. (BB/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved