Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEBAKARAN yang melanda TPA Suwung, Bali sudah berlangsung beberapa hari. Penanganan untuk memadamkan api belum juga berhasil. Akibatnya, sampah mulai bertumpukan di beberapa titik tempat pembuangan sementara (TPS).
Di Kota Denpasar, misalnya, ada beberapa titik TPS yang sampahnya terlihat bertumpuk.
Menindaklanjuti perkembangan penanganan permasalahan sampah akibat terbakarnya TPA Suwung, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya meminta agar penanganan sampah berbasis sumber segera dioptimalkan. Menurutnya, agar sampah-sampah bisa dikelolah langsung di sumber sampah.
Baca juga: Api belum Padam, TNI-POLRI di Bali Dikerahkan
Ia mengapresiasi upaya dari 4 kabupaten di Bali sebagai pemasok sampah ke TPA Suwung yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) yang telah secara gotong-royong membantu penanganan sampah akibat terbakarnya TPA Suwung-Denpasar.
Bahkan, menurut Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, bantuan tidak hanya datang dari Provinsi Bali namun juga dari Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan. Di samping juga bantuan CSR dari perusahaan-perusahaan seperti Pertamina, PLN, Perindo, dan KEK Kura-Kura Bali.
"Artinya, secara gotong royong sudah kita terapkan dengan semua ini dan masyarakat pun sudah melakukan," ungkapnya.
Baca juga: Kebakaran di TPA Suwung Denpasar Belum juga Padam
Sementara itu, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, menyampaikan upaya penanganan kebakaran TPA Suwung telah dilaksanakan melalui operasi darat, udara, hingga penanganan dengan cara injeksi. Di samping itu juga dilakukan operasi kemanusiaan terhadap para pengungsi dan masyarakat sekitar yang terdampak dengan memberikan bantuan masker, obat-obatan termasuk juga dengan menyiagakan Puskesmas yang ada.
Mahendra Jaya meminta agar masyarakat perlu mengambil hikmah dari kejadian ini.
"Tentu kita ambil hikmah dari kebakaran ini, kita perlu melakukan evaluasi dan penataan di dalam penanganan sampah," jelasnya.
Ia juga meminta agar penanganan sampah berbasis sumber agar lebih dioptimalkan, begitu juga dengan pemanfaatan TPS3R dan TPST.
"Kemudian bagus apabila desa-desa yang ada belajar penanggulangan sampah dari desa-desa yang sudah berhasil. Minta mereka belajar ke sana, ya ATM, amati, tiru, dan modifikasi sehingga benar-benar penanganan sampah menjadi optimal," kata Mahendra.
Ia juga menyampaikan akan memastikan pemanfaatan dana desa agar juga dialokasikan untuk pengelolaan sampah sehingga penanggulangan sampah berbasis sumber benar-benar terimplementasikan dengan baik.
Di sisi lain, ia juga menegaskan mengenai perubahan paradigma terhadap penanganan sampah di masyarakat. Ia menyampaikan bahwa perubahan paradigma ini penting untuk dilakukan.
"Mulai dari di sekolah-sekolah, SMP, SMA bahkan SD. Kita dorong percepatan," jelas Mahendra.
Ia meminta agar sekolah-sekolah dapat secara mandiri mengelola sampah khususnya sampah organik dengan mengadopsi metode teba kota/ teba modern dengan membuat sumur kompos sehingga dapat meminimalisir limbah sampah yang dibuang ke TPA atau TPS3R.
Ke depannya, terkait penuntasan masalah sampah, Mahendra Jaya akan mengalokasikan sebagian besar dana dari pungutan wisatawan asing yang akan berlaku pada 2024 mendatang untuk penanganan sampah di Bali.
"Mungkin 50%-70% untuk penanganan sampah," jelasnya.
Ia meminta masukan dari Kabupaten/Kota terkait teknis pemanfaatan dana tersebut disamping juga meminta agar Sekda Provinsi Bali dan Kadis LHK Provinsi Bali untuk secara teknis membahas hal tersebut dengan Kadis LHK Kabupaten/Kota.
"Harapannya, pada 2024, masalah sampah ini selesai karena dana ada. Tolong dibahas lebih lanjut secara khusus, secara teknis," jelasnya. (Z-1)
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
TPA Samosir dibangun di lahan seluas 10 Ha sudah mencapai 100 persen dengan pagu senilai Rp29 M lebih.
BNPB meminta pemerintah daerah dan masyarakat mengantisipasi kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah pegunungan dan tempat pemrosesan akhir (TPA).
Untuk kesiapsiagaan terhadap bencana musim kemarau, BNPB menghimbau masyarakat agar tak membakar sampah serta selalu waspada bila berada di kisaran TPA.
WACANA pembangunan 'pulau sampah' di atas laut Jakarta dipertanyakan banyak pihak. Tak sedikit juga yang meragukan manfaat dari pembangunan tersebut.
Heru Budi mengusulkan untuk dibuat pulau baru khusus untuk pengelolaan sampah di area pesisir laut utara Jakarta
BERDASARKAN data KLHK, produksi sampah di Indonesia mencapai 69,9 juta ton setahun. Dari jumlah tersebut, sampah yang tidak terkelola sekitar 33%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved