Tiang LRT Kenai Kolam Retensi, Kantor, dan RS

PEMBANGUNAN light rail transit (LRT) di Palembang, Sumatra Selatan, dipastikan akan mengenai areal di dua kolam retensi, satu kantor pemerintahan, dan satu rumah sakit (RS).

Kedua kolam retansi itu ialah yang berada di simpang Polda Sumsel dan di Palembang Icon.

Sekretaris Project Management Unit Percepatan Penyelenggaraan LRT Provinsi Sumsel Ahmad Wahidin di Palembang, kemarin, menjelaskan dalam pembangunan struktur tiang LRT memang mengharuskan mengenai kolam retensi.

“Kereta cepat ini nantinya memiliki kecepatan 80 kilometer per jam. Untuk itu, lengkung peralihan penunjang struktur LRT harus lebih besar,” ucapnya.

Sehingga, lanjut dia, tiang pancang harus ditanam supaya struktur kuat. Hanya, agar lengkung peralihan sesuai dengan rencana operasional LRT, tiang pancang harus ditanam di atas kolam retensi. Walhasil, pihaknya harus menimbun sebagian kolam retensi.

Selain itu, lanjut dia, pembangunan LRT juga mengenai are­al Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumsel dan RS Charitas Palembang. “Ada sekitar 4 meter lahan dari jalan yang kami perlukan. Karena ada bangunan, harus ada pembongkaran,” jelasnya.

Marketing Communication Palembang Icon Hendra Darmawan mengaku telah mendapat pemberitahuan mengenai rencana penimbunan kolam retensi.

“Kami mendukung program pemerintah untuk mempercepat pembangunan LRT ini. Memang untuk saat ini keindahan kolam retensi terganggu, namun kami yakin akan kembali ke semula,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menjelaskan jika pembangunan bandara di Bali Utara masih menunggu keputusan dari Kementerian Perhubungan.
Padahal, lanjut Pastika, ada dua perusahaan berminat untuk membangun. Mereka ialah Airport Kinesis Canada (AKC) dan PT Bali Pembangunan Mandiri (PBM).

PT PBM memandang lokasi terbaik pembangunan bandara di Kubutambahan, sedangkan AKC menawarkan pembangunan di atas laut di Kecamatan Kubutambahan. (DW/OL/N-1)