Suasana Tanjungbalai Normal Kembali

APARAT gabungan TNI-Polri kemarin membersihkan puing-puing kebakaran di wihara dan kelenteng di Tanjungbalai, Sumatra Utara, pascakerusuhan pada Jumat (29/7) malam.

Menurut Kapolres Tanjungbalai AKB Ayep Wahyu Gunawan, kerja bakti dilakukan bersama warga masyarakat setelah aparat keamanan memastikan situasi berangsur kondusif.

"Lokasi kerusuhan diperbaiki agar dapat dipergunakan kembali. Tetapi, kami tetap siaga sampai kondisinya benar-benar pulih seperti sediakala," kata Ayep.

Sebelumnya, kerusuhan berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di Kota Tanjungbalai yang diduga karena adanya keberatan dari seorang warga atas volume azan yang dikumandangkan di salah satu masjid. Tidak diduga, informasi itu menyebar melalui media sosial hingga berujung kerusuhan. Peristiwa itu menyebabkan sembilan rumah ibadah milik umat Buddha rusak.

Wali Kota Tanjungbalai Muhammad Syahrial menambahkan kini aktivitas masyarakat sudah berjalan normal. Kegiatan belajar mengajar di sekolah juga berlangsung baik. "Semua sudah aman, nggak ada lagi yang perlu dikhawatirkan."

Di sisi lain, penyidik kepolisian sudah menghimpun keterangan dari 39 saksi terkait kerusuhan dua hari lalu itu. Dari data terakhir, jumlah tersangka bertambah dari semula tujuh menjadi 12 orang.

Pemprov Kalimantan Selatan mengambil langkah antisipasi agar peristiwa Tanjungbalai tidak merembet ke wilayah Kalsel. Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Kalsel Hermansyah Manaf, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar pertemuan antara Forum Pembaruan Kebangsaan dan Forum Kerukunan Umat Beragama sebagai komitmen untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa serupa.

Hal itu sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo yang mengatakan insiden di Tanjungbalai jangan melebar ke wilayah lain. "Saya perintahkan Kapolri untuk detik itu juga turun mengumpulkan para tokoh sehingga jangan sampai isu SARA itu melebar ke mana-mana." (Pol/Nov/PS/YN/DY/X-4)