Bali Sidak Serentak Vaksin Palsu

Arnoldus Dhae
30/6/2016 10:51
Bali Sidak Serentak Vaksin Palsu
(Ilustrasi -- ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

PEMERINTAH Provinsi Bali melakukan sidak serentak di seluruh kabupaten dan kota di Bali pada Kamis (30/6). Sidak dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Ketut Suarjaya dan Kepala BPOM Bali Endang Widyowati bersama seluruh staf lainnya.

Menurut Suarjaya, sidak tersebut memang sudah dilakukan selama beberapa hari belakangan ini dan hasilnya masih nihil. "Kita tidak bisa berhenti sampai disitu. Kita akan menyasar seluruh distributor, rumah sakit, klinik, dokter praktek dan sebagainya. Sidak akan terus dilakukan sampai dengan kita menemukan. Kami sudah menerima informasi ada satu distributor di Bali yang menyebarkan vaksin palsu. Namun kami masih merahasikan karena kita belum memiliki bukti yang akurat. Kalau sudah punya cukup bukti kami akan tindak tegas," ujarnya di Lobi Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Kamis (30/6).

Saat ditemui sejumlah awak media, Kadis Kesehatan sedang memimpin rombongan yang akan melakukan sidak ke beberapa rumah sakit di Bali. Sasaran utamanya adalah rumah sakit swasta, klinik bersalin, tempat praktek dan sebagainya. Sidak pada Kamis (30/6) akan dilakukan di RS Bali Med, RS Surya Husada, RS Kasih Ibu, Klinik Bersalin Cahaya Bunda, Klinik Bunda Setia, dan beberapa rumah sakit swasta lainnya. Ada juga beberapa rumah sakit dan klinik di kawasan Ubung Denpasar, Jl Gatsu Denpasar.

"Tim kita akan menyebar dan menyasar ke seluruh rumah sakit swasta dan klinik swasta," ujarnya.

Bila ditemukan hal-hal yang diduga ada vaksin palsu maka petugas langsung mengambil sampel dan mengecek ke laboratoriun di BPOM Bali untuk mengecek apakah vaksin tersebut asli atau palsu.

Menurutnya, sidak akan dilakukan secara berkelanjutan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan dan dilakukan secara serentak di seluruh Bali. Di seluruh Bali ada ratusan rumah sakit swasta dan klinik swasta. Semuanya akan dilacak.
Sementara untuk rumah sakit pemerintah, distributornya sudah jelas dari PBF. Dari PBF langsung disalurkan ke 55 rumah sakit pemerintah di Bali.

"Rumah sakit pemerintah tidak mungkin ada vaksin palsu karena jalurnya resmi, melalui tender resmi. Yang kita kkawatirkan adalah rumah sakit swasta," ujarnya.
Kekhawatiran beredarnya vaksi palsu ini cukup beralasan karena cakupan balita Bali yang terimunisasi sangat tinggi. Di Bali, cakupannya mencapai 99,5 persen di mana seluruh balita yang dilahirkan terprogram dengan imunisasi.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya