Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERTEMPURAN Surabaya 10 November 1945 merupakan pertempuran tentara dan milisi proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan tentara Britania Raya dan India Britania. Puncaknya terjadi pada 10 November 1945.
Pertempuran itu merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Itu menjadi salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Berdasarkan buku Pertempuran Surabaya (1985) karya Nugroho Notosusanto, pertempuran Surabaya tergolong paling menegangkan yang menunjukkan semangat patriotisme tinggi masyarakat Indonesia untuk membela bangsa Indonesia. Kejadian ini juga dibahas dalam komentar Ricklefs pada bukunya yang berjudul A History of Modern Indonesia Since C.1200 yang menyatakan bahwa pertempuran Surabaya merupakan pertempuran paling sering sepanjang masa revolusi.
Pihak Inggris sebagai bagian dari pertempuran tersebut memandang pertempuran Surabaya tersebut sebagai laksana inferno atau neraka. Hal ini karena rencana Inggris yang ingin menguasai Surabaya menjadi terlambat dua hari dari target waktu yaitu 26 November. Ini disebabkan kegigihan para pejuang Indonesia yang ada di Surabaya.
Walaupun pada akhirnya Surabaya secara keseluruhan tetap jatuh ke tangan Inggris, pertempuran Surabaya mengubah cara pandang atau perspektif Inggris dan Belanda terhadap Indonesia. Karena ada kejadian ini, Inggris menjadi lebih mempertegas posisi serta kedudukannya sebagai pihak yang netral dan tidak perlu untuk mendukung Belanda. Selain itu, Belanda yang pada awalnya meremehkan semangat Indonesia mulai menyadari dan melihat perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Adanya hal tersebut membuat para pejuang Indonesia mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan masyarakat. Hal ini dilihat Belanda sebagai sesuatu yang berbeda dari gambaran mereka dan yang mereka bayangkan sebagai kelompok pengacau sporadis atau ekstremis.
1. Kedatangan tentara Jepang ke Hindia Belanda (Indonesia).
Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa. Tujuh hari kemudian pada 8 Maret 1942, pemerintah kolonial Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Kekaisaran Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan tanpa syarat tersebut, Pulau Jawa secara resmi diduduki oleh Jepang.
2. Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkan bom atom oleh Amerika Serikat di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki 9 Agustus 1945. Peristiwa itu terjadi pada 14 Agustus 1945 yang menyebabkan kekosongan kekuasaan. Dalam kekosongan kekuasaan asing tersebut, Soekarno kemudian memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
3. Kedatangan tentara Inggris dan Belanda.
Setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Inilah yang menyebabkan timbulnya pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, pada 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta kemudian Surabaya pada 25 Oktober 1945.
Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu. Tugas mereka melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.
Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. Netherlands Indies Civil Administration (NICA) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
4. Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya.
Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia pada 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia. Gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya.
Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru/Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan Nomor 65 Surabaya. Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman pada malam hari 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00 WIB, mengibarkan bendera Belanda (merah, putih, biru), tanpa persetujuan pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara.
Keesokan hari, para pemuda Surabaya melihat bendera itu dan menjadi marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan kekuasaan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya. Tak lama setelah massa berkumpul di Hotel Yamato, Residen Soedirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke Hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono.
Sebagai perwakilan RI, dia berunding dengan Mr. Ploegman beserta kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini, Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda. Perundingan berlangsung memanas. Ploegman mengeluarkan pistol dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda. Soedirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato.
Di luar hotel, para pemuda yang mengetahui perundingan berantakan langsung mendobrak masuk ke Hotel Yamato dan terjadilah perkelahian di lobi hotel. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Soedirman kembali ke hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang bendera kembali sebagai bendera merah putih.
Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris. Serangan-serangan kecil tersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa di kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Soekarno untuk meredakan situasi.
5. Kematian Brigadir Jenderal Mallaby.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani pada 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
Brigadir Mallaby ialah komandan Brigade 49 Divisi India dengan kekuatan 6.000 pasukan yang merupakan bagian dari AFNEI, pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesainya Perang Dunia II untuk melucuti persenjataan tentara Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, dan mengembalikan Indonesia kembali menjadi Hindia Belanda kekuasaan Belanda di bawah administrasi NICA. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby saat itu berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah.
Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak-menembak yang berakhir dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya. Terbakarnya mobil tersebut terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.
Kematian Mallaby menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia. Akibatnya pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA. (OL-14)
PDIP usung 7 calon kepala daerah di pilkada Jatim
WAKIL Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menginginkan agar Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar sebagai bakal calon gubernur (cagub) Jawa Timur
SEKRETARIS Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa Menteri Sosial Tri Rismaharini berada pada urutan kedua di survei Litbang Kompas terkait Pilkada Jawa Timur
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami transaksi suap dana hibah di Jawa Timur (Jatim). Informasi itu diulik penyidik dengan memeriksa 30 saksi.
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan penjelasan soal pengembangan kasus suap dana hibah di Jawa Timur (Jatim). Lebih dari 20 orang ditetapkan sebagai tersangka.
PDIP akan menyiapkan penantang bagi petahana, yakni Khofifah-Emil pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim).
Pertempuran Surabaya menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia atas upaya penguasaan Belanda. Pertempuran itu diperingati sebagai hari Pahlawan.
SURABAYA bakal menjadi saksi sejarah deklarasi bacapres dan bacawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Sabtu, 2 September 2023.
Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, Surabaya, pada 3 Oktober 1920.
Lebih tepatnya pada 28 hingga 30 Oktober 1945, terjadilah peristiwa bergelimang darah. Peristiwa tiga hari tersebut memicu pertempuran 10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Namun, jika Anda tak sabar untuk mengetahui para pahlawan dalam pertempuran di Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan, berikut tokoh-tokoh berpengaruh pada peristiwa itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved