Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Magelang, Jawa Tengah, menetapkan Kampung Tidar Warung di Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, menjadi Kampung Religi. Warga setempat dinilai mewujudkan kampung yang menjunjung tinggi kebersamaan dan toleransi antarumat beragama.
Ketua Kampung Religi Tidar Warung Zamroni Eko Santoso menjelaskan pencanangan daerah menjadi kampung religi merupakan titik awal implementasi keberagaman yang sesungguhnya. Ini menunjukan pengurus Kampung Religi telah bekerja sepenuh hati mewujudkan Tidar Warung benar-benar religius dan mendapatkan simpati serta empati seluruh masyarakat.
"Kami ingin Kampung Religi tidak terkesan sekadar slogan saja. Kami berupaya memberdayakan seluruh sumber daya manusia utamanya penganut agama di Tidar Warung yang tergugah hatinya sehingga benar-benar memahami pentingnya kebersamaan, toleransi antarumat beragama, saling membantu dalam bingkai kebhinekaan," kata Zamroni, Selasa (4/10).
Baca juga: Moderasi Beragama Penting Diterapkan Untuk Ciptakan Kerukunan Umat Beragama
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan sebagai kota kecil, masyarakat Kota Magelang memang didorong untuk memiliki inisiatif dan inovasi. Inisiatif sangat penting bagi Kota Magelang dengan jumlah penduduk yang terbilang kecil, yakni hanya sekitar 127.000 jiwa dan 43.000 KK.
"Saya meminta seluruh stakeholder, terutama Ketua RT/RW untuk senantiasa memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa Kota Magelang adalah rumah bersama, yang artinya tidak fokus pada satu agama saja tapi seluruh agama," tuturnya.(OL-5)
Di tempat itu ada dua gereja, ada dua wihara, dan enam masjid serta musala disertai dengan tempat pendidikan Alquran
Bali, khususnya Denpasar memang dikenal memiliki masyarakat yang beragam. Untuk mereka diharap bisa terus menjaga kerukunan dan sikap toleransi tersebut.
Peletakan tiang pancang tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Komisaris LPCK Prof. Didik J. Rachbini serta didampingi oleh Penjabat Bupati Bekasi
Keragaman bangsa Indonesia merupakan anugerah yang indah dan harus kita jaga keutuhannya, kata Buya, minimal hingga satu hari menjelang kiamat tiba.
Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin berharap para calon presiden tidak saling menjelekkan.
Menjaga kerukunan antarumat beragama memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi di tengah kondisi masyarakat yang heterogen.
Kawasan ini dibangun untuk mengoptimalkan daya guna dan hasil guna properti milik pemerintah daerah Majalengka, yang memiliki nilai investasi dan dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved