Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pelatihan Wirausaha Bagi Komunitas Difabel Flotim Dibayangi Gempa

Alexander P. Taum
16/12/2021 17:58
Pelatihan Wirausaha Bagi Komunitas Difabel Flotim Dibayangi Gempa
Pelatihan wirausaha bagi kalangan difabel di Kecamatan Larantuka, Flotim, NTT dibayangi gempa sehingga diadakan di alam terbuka, Rabu (15/12(MI/Alexander PT)

SEDIKITNYA 25 difabel asal Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mendapat pelatihan kewirausahaan, membuat panganan dari bahan Mete. Diharapkan kemampuan tersebut menjadi modal utama para Difabel menata ekonomi secara mandiri.

Pelatihan pembuatan kue kering kacang mete bagi para Difabel tersebut digagas Dinas Sosial Kabupaten Flores Timur, bekerjasama dengan delapan mahasiswa asal Flores Timur dari berbagai Universitas di Indonesia. Para mahasiswa itu tergabung dalam tim Pejuang Muda Flores Timur.

"Kegiatan ini memberi inspirasi dan menambah semangat untuk lebih maju dan berani dalam berwirausaha serta mandiri secara ekonomi walau memiliki keterbatasan secara fisik," ujar Luthfi Ahmad Sabilli, koordinator Tim Pejuang Muda Kabupaten Flores Timur, Kamis (16/12). Luthfi merupakan mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Bandung.

Sayangnya, kegiatan yang berlangsung di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Flores Timur ini sempat terhenti akibat gempa. Semua peserta kaget akibat gempa dan berlari keluar ruangan.

"Kami agak kesulitan dalam memobilisasi peserta difabel karena aulanya sudah lama dengan kondisi rusak, serta bangunan yang tidak ramah untuk para difabel, kegiatan dilanjutkan di luar ruang terbuka, peserta tetap tenang dan antusias, namun ada beberapa peserta yang masih cemas," ujar Luthfi.

Sementara itu, Petronela Tokan, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial anak dan Lansia yang juga menjadi instruktur pembuatan kue kering menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bagus namun sangat singkat waktunya, karena adanya gempa.

"Diharapkan para peserta dapat mahir dalam membuat kue kering mente walau waktunya singkat dan diikuti gempa susulan. Keterampilan seperti inilah yang dibutuhkan kaum difabel untuk dapat berwirausaha menata ekonomi mereka," ujar Petronela.

Dari stasiun Geofisika Sumba Timur, meminta warga tidak panik dengan adanya gempa susulan yang terjadi terus menerus. Warga tetap waspada namun tidak panik berlebihan dan memantau informasi dari media massa dan lembaga resmi yang terpercaya. (OL-13)

Baca Juga: Hari Pertama Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Di Ibukota Lancar



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya