Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Klas I Palembang meminta agar masyarakat di Sumsel mewaspadai fenomena La Nina. Sebab,fenomena ini berdampak terjadinya hujan yang ekstrem di Sumsel.
Kepala Stasiun Klimatologi Palembang, Wandayantolis mengatakan fenomena ini berpotensi akan bertahan hingga awal tahun 2022.
Baca juga: PPKM Beda Level Tuntut Kolaborasi Pengawasan yang Baik Antardaerah
"Fluktuasi ini dapat memincu peningkatan curah hujan sekitar 20 hingga 40 persen dari rata-rata," jelasnya.
Dijelaskan Wanda, fenomena La Nina ini juga bisa memicu peningkatan jumlah hari hujan ekstrem dengan intensitas lebih dari 50 milimeter perhari.
Saat ini juga, musim hujan tahun 2021/2022 tengah terjadi di Sumsel dengan puncak musim hujan diprediksi berkisar pada bulan Januari hingga Februari tahun 2022.
"Kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan meningkatnya potensi bencana meterologis seperti banjir dan longsor serta munculnya genangan-genangan pada ruas jalan dan wilayah tertentu di Sumsel.
"Kondisi akibat La Nina ini kemungkinan bisa bertahan hingga Maret 2022," jelasnya.
Diketahui, terdapat sembilan kabuapten kota yang berada pada tingkat peringatan waspada hingga awas. Pembagian tingkat peringatan dibagi menjadi empat yakni hijau tanpa peringatan, kuning waspada, oranye, siaga, dan merah awas.
Adapun kabupaten kota tersebut yakni Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Empat Lawang, Lahat, Pagaralam, Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, dan OKU Selatan.
"Kami imbau masyarakat di Sumsel melakukan langkah antisipasi guna
meminimalisir terjadinya bencana," pungkasnya. (OL-6)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta sejumlah wilayah untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Juli, Agustus, hingga September 2024 mendatang.
Walaupun saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi fenomena La Nina yang dimulai dari Juni hingga November disebut akan membawa peningkatan intensitas curah hujan tinggi
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi penurunan kualitas udara tahun ini tidak akan separah 2023.
Tanpa pengamatan yang tepat, informasi yang disajikan bisa menyesatkan, yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan dan keputusan yang tidak akurat.
Suhu rata-rata global pada Februari 2024 melebihi ambang batas kenaikan suhu bumi 1,5 derajat celsius yang seharusnya boleh dicapai pada 2030.
Menurut BMKG, La Nina akan memicu kondisi lebih basah dibandingkan kondisi normal, sehingga meningkatkan risiko hujan ekstrem yang merugikan lahan pertanian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved