Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Perkuat Layanan Rumah Sakit, Iluni Kembangkan Artificcial Intelligence

Bayu Anggoro
05/11/2021 21:20
Perkuat Layanan Rumah Sakit, Iluni Kembangkan Artificcial Intelligence
Iluni UI sepakat bekerja sama dengan RSUI dan arogya.ai(DOK/ILUNI UI)

 

UNTUK mendukung operasional Rumah Sakit UI (RSUI), Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) bekerja sama dengan perusahaan
teknologi Artificial Intelligence (AI) arogya.ai menciptakan inovasi
layanan kesehatan.

Mereka bekerja sama memanfaatkan teknologi AI berbasis infrastruktur ICT (Information and Communication Technology) untuk mendukung rantai pasokan dan administrasi rumah sakit.

Ketua Umum Iluni UI Andre Rahadian mengatakan, kerja sama ini juga
merupakan hasil temu dan tonggak baru kerja sama dengan almamater UI dan juga perusahaan alumni UI, yang diorkestrasi Iluni UI.

"Kerja ini merupakan salah satu misi Iluni UI untuk menghubungkan alumni, untuk memberi manfaat kepada RSUI sebagai salah satu rumah sakit pendidikan terkemuka di Indonesia, dan untuk bangsa," ungkapnya, Jumat (5/11).

Andre melanjutkan, ke depan artificial intelligence dan big data jadi
prasyarat institusi untuk maju. Saat ini, pandemi menimbulkan disrupsi pada rantai pasokan. Semuan pelabuhan terhambat karena pasokan barang bermasalah.

Efeknya pun menjalar sampai sekarang. Oleh karena itu, menurut Andre,
kemampuan memprediksi ke depan dengan AI jadi krusial untuk menentukan
sukses dan kelancaran kegiatan di rumah sakit.

"Logistik dan rantai pasokan selama pandemi jadi sangat penting. Seperti yang kita tahu, ada kelangkaan obat, kelangkaan alat kesehatan di rumah sakit. Kalau kita tahu, bisa kita prediksi dari awal kebutuhan-kebutuhannya.  Karena kemampuan ada, tapi materialnya yang tidak ada. Jadi mudah-mudahan makin banyak alumni yang membawa keahliannya ke kampus," lanjut Andre.

Iluni UI dengan konsep ruang temu, pada tahun ketiga mengedepankan Hasil Temu. Andre berharap  kolaborasi antar banyak pihak di mana ada alumni dan ahli, serta menjadi warisan yang bisa dikembangkan.

"Iluni UI sebagai organisasi alumni UI siap menjadi medium, mempertemukan semua kepentingan, baik dari universitas, almamater, Kita dorong agar kemajuan tercapai," katanya.

Ketua Iluni 4.0 Fithra Faisal menjelaskan, fasilitasi kerja sama antara
arogya AI dengan RS UI ini merupakan bagian tak terpisahkan dari
program-program center 4.0 yang selalu mengedepankan prinsip kolaborasi
dan inovasi.

"Center 4.0 memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya dari kolaborasi produktif ini. Hendaknya ke depan, ini bisa menjadi preseden bagi
aktivitas kolaborasi antarpemangku kepentingan dalam ekosistem
Universitas Indonesia," kata Fithra.

Direktur Utama  RSUI Astuti Giantini menekankan pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung rumah sakit dalam meningkatkan layanan kesehatan. Dukungan ini tidak hanya untuk masa pandemi saja, tapi diharapkan berlanjut hingga memasuki masa setelah pandemi.

"Peranan teknologi justru semakin dibutuhkan. Untuk itu, kami sangat
mengapreasiasi hadirnya inovasi pemanfaatan teknologi Artificial
Intelligence atau AI di RSUI," ungkap Astuti.

Lebih lanjut, Astuti juga memaparkan, teknologi tersebut menghadirkan sistem yang terintegrasi dan lebih efisien, mulai dari rantai pasokan  hingga administrasi. Diharapkan teknologi ini dapat menekan biaya operasional yang lebih besar.

"Ini juga menjadi langkah kesiapan RSUI untuk menjadi rumah sakit
yang menerapkan digitalisasi di Indonesia guna mendukung Universal
Health Coverage (UHC). RSUI berharap kolaborasi ini dapat berjalan
efektif dalam upaya peningkatan layanan kesehatan yang terintegrasi
dengan teknologi tinggi," imbuh dia.

Sementara itu, Founder dan CEO arogya.ai Victor Fungkong menjelaskan
rantai pasokan sangat vital dalam sistem pelayanan rumah sakit.  Akan tetapi, sering kali bagian pembelian rumah sakit melakukan
perkiraan kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis berdasarkan analisis statis, bukan berdasarkan analisis yang dinamik. Akibatnya, perkiraan itu menjadi kurang akurat mengakibatkan stok berlebih atau kekurangan stok.

Adanya sistem order dan manajemen inventarisasi berbasis artificial
intelligent pun dapat membantu pihak manajemen untuk dapat membuat
keputusan pemesanan dan pembelian stok obat-obatan dan peralatan medis
dengan akurat.

"Oleh sebab itu, Arogya hadir memberikan solusi untuk membantu optimalisasi manajemen rantai pasokan layanan kesehatan di
Indonesia. Order manager, inventory manager, dan h-commerce yang
diciptakan Arogya merupakan AI supply chain layanan kesehatan pertama di Indonesia, diciptakan di Indonesia, untuk  layanan kesehatan Indonesia yang lebih baik," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya