Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
YAYASAN Puspita Bangun Bangsa membantu Pemkab Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam upaya mengatasi masalah sampah. Yayasan tersebut memperjuangkan komposter melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain mendatangkan alat pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di tingkat rumah tangga itu, Yayasan Puspita Bangun Bangsa juga memonitor dan memantau pelaksanaannya. Termasuk dengan membantu menyalurkan pupuk kompos yang tidak terpakai kepada petani-petani hortikultura di wilayah itu.
Penyerahan bantuan ditandai dengan virtual meeting yang dihadiri pengurus yayasan Florianus Sentosa Nggagur, Direktur Pengolahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar, dan Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit yang didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kanisius Nasak, Rabu (19/5).
Florianus mengatakan, bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap problem lingkungan hidup, terutama sampah di Kabupaten Manggarai.
Pasalnya, pada 2019 KLHK menempatkan Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai sebagai salah satu kota kecil terkotor di Indonesia. Sementara Pemkab Manggarai kewalahan mengatasinya.
"Sehingga kita berpikir bahwa sampah ini harus diselesaikan dari hulu. Untuk selesaikan dari hulu itu kan harus membutuhkan keterlibatan masyarakat. Kami dari Yayasan Puspita melakukan diskusi, dan solusinya adalah menyediakan komposter supaya masyarakat dibantu mengelola sendiri sampah organiknya," ujarnya.
Florianus menjelaskan, Yayasan Puspita Bangun Bangsa akan mendatangkan 5.000 unit komposter. Komposter tersebut akan digunakan oleh 10.000 keluarga di 10 kelurahan yang terdapat di wilayah kota Ruteng. Namun, pada tahap awal, mereka membuat pilot projects dengan mendatangkan 100 unit komposter.
"Karena membangun kesadaran masyarakat itu tidak mudah. Kalau langsung banyak mungkin akan kewalahan karena masyarakat belum aware. Sehingga tadi disepakati pilot projects 100 komposter. Nanti dievaluasi kalau success ratenya tinggi, akan diperbanyak lagi secara bertahap," pungkasnya.
Direktur Pengolahan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengapresiasi kepedulian Yayasan Puspita Bangun Bangsa untuk memperbaiki citra kota Ruteng sebagai salah satu kota terkotor versi KLHK.
Meski demikian, menurutnya, komposter adalah bagian kecil dari manajemen pengelolaan sampah secara keseluruhan.
"Komposter itu konsepnya di hulu dan sangat baik tetapi sungguh membutuhkan komitmen dan ketelatenan (keluarga penerima manfaat). Karena itu, kita bikin pilot plan dulu, sekitar 50 sampai 100 komposter di tahap awal. Kalau terbukti efektif pemanfaatannya, akan kita tambah," papar Novrizal.
Ditambahkannya, langkah awal yang juga harus diambil adalah membangun kebijakan membatasi sampah. Karena itu, dirinya berharap agar Pemkab Manggarai mulai memikirkan aturan yang berujung pada berkurangnya penggunaan plastik sekali pakai, sterofoam, dan lain-lain.
"Kami akan bantu beberapa sarpras untuk mendukung pengelolaan sampah, tetapi Bapak Bupati juga sebaiknya mulai membuat kebijakan untuk pembatasan jumlah (produksi) sampah, bisa dimulai dari lingkup pegawai pemerintahan," tandasnya.
Adapun Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih atas perhatian Yayasan Puspita Bangun Bangsa dan KLHK. Ia juga memaparkan kondisi pengelolaan sampah di kota Ruteng saat ini, mulai dari rencana pengadaan lahan baru TPA, hingga perbandingan jumlah produksi sampah dan daya angkut ke TPA yang tidak berimbang.
Terkait pilot plan komposter dari KLHK yang akan disalurkan melalui Yayasan Puspita Bangun Bangsa, Herybertus menjelaskan bahwa untuk tahap awal akan disalurkan kepada rumah-rumah komunitas biara, sekolah berasrama, dan tempat-tempat yang produksi sampah hariannya cukup tinggi.
Selanjutnya, melalui Dinas Lingkungan Hidup, berbagai usul dan saran terkait pembuatan kebijakan pembatasan produksi sampah yang diperoleh dari pertemuan tersebut akan segera digodok menjadi kebijakan.
"Kita mulai dengan merancang kampanye (sadar) pengelolaan sampah sehingga seluruh komponen terlibat. Aturannya (pembatasan sampah) juga secepatnya dibuat," pungkasnya.(OL-8)
Saat ini, terpantau pelayanan solar subsidi di Kabupaten Sikka berjalan normal tidak mengalami kendala maupun antrian yang mengular.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Binus School Simprug bersama Happy Hearts Indonesia bekerja sama membangun pendidikan sejak kanak-kanak di NTT melalui kelompok Bersama Untuk Bangsa.
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak meresmikan pengoperasian 2.664 titik air atau sumur bor di seluruh Indonesia, termasuk 389 titik air di NTT.
KEBAKARAN hebat terjadi di kompleks pertokoan Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa 30 Juli 2024 sekitar pukul 07:30 Wita.
Pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Poco Leok, Flores, NTT, bakal berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi setempat.
SEBANYAK 60 sesepuh Lamaholot menemui mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen (Purn) Johni Asadoma untuk memberikan dukungan maju di Pilgub NTT.
Dia mengunjungi tempat pengolahan sampah yang dilakukan Bank Sampah Great Bandung yang dilakukan salah satu gereja.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong lembaga pengelola bank sampah di seluruh Indonesia untuk bisa mendapatkan legalitas atau badan hukum seperti koperasi.
Berkat tangan dinginnya, setidaknya 97 anak dari Yayasan Kumala kini sukses memberikan training bagi 13 ribu orang dari instansi pemerintah, komunitas, dan perusahaan swasta.
Masyarakat perlu paham dan peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup, khususnya pengelolaan limbah B3.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved