Sistem Culik Percepat Tanam

PETANI di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dianjurkan untuk melakukan percepatan tanam.

Sistem culik pun bisa dilakukan.

Wakil Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang mengusulkan itu untuk menghindari terjadinya puso akibat kekeringan.

"Petani dianjurkan mempercepat tanam. Bisa dengan cara sistem culik, yakni dalam waktu kurang lebih satu minggu sebelum panen, petani bisa menculik sekitar 1/20 hektare lahan pertanian untuk disemai," papar Sutatang, kemarin.

Dengan cara itu, saat panen sudah dimulai, persemaian sudah berumur satu minggu.

Setelah masa panen dan pengolahan lahan selesai, persemaian sudah berumur tiga minggu.

"Persemaian pun sudah bisa ditanami kembali," tambahnya.

Dengan sistem culik, petani bisa mempercepat masa tanam dan terhindar dari kekeringan.

"Namun, memang tidak banyak petani yang melakukan sistem culik karena biasanya menjadi sasaran hama tikus."

Selama percepatan musim tanam, ketersediaan pupuk pun mencukupi.

Humas PT Pupuk Kujang Ade Cahya mengatakan stok pupuk sudah disiapkan di gudang-gudang di wilayah kabupaten dan kota se-Jawa Barat dan Banten.

Untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mengoptimalkan pengolahan pertanian agar menghasilkan produk berkualitas dan berkuantitas.

Kabid Sumber Daya Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jawa Barat Ibrahim Sjaf mengatakan optimalisasi pengolahan lahan di Jabar dilakukan dengan merehabilitasi jaringan irigasi serta mengembangkan embung.

"Daya dukung ini diharapkan mampu mengejar target produksi tanaman pangan di Jabar," kata Ibrahim.

Pemprov Jabar melalui diperta memberikan bantuan teknis berupa traktor sebanyak 2.735 unit, pompa air 532 unit, serta alat tanam 349 unit.

Simpan gabah

Pada bagian lain, para petani di wilayah Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar yang kini sedang panen raya menolak menjual harga gabah ke Perum Bulog.

Alasan mereka harga gabah tidak sebanding dengan pengeluaran petani.

Para petani memilih menyimpan gabah untuk jangka waktu tiga sampai empat bulan.

"Semua petani memilih menyimpan hasil gabah selama tiga sampai empat bulan terutama untuk menurunkan kadar air. Mereka juga menolak menjual ke Bulog karena harganya lebih kecil," ujar Ketua Asosiasi Kelompok Tani Kota Tasikmalaya Yuyun Suyud.

Dari Karawang, DPRD setempat mendesak pemkab agar segera membangun pasar induk beras baru karena pasar induk yang lama sudah kelebihan muatan.

Ketua Komisi B DPRD Karawang Danu Hamidi mengatakan pembangunan pasar induk beras harus menjadi prioritas.

Menurutnya, pasar beras yang ada, yakni Pasar Johar, mulai dipenuhi pedagang beras dan bertumbuhan kios beras yang bercampur dengan toko beras.

Di Bangka Belitung, pemprov setempat siap menampung para petani transmigran untuk menyokong pertumbuhan pangan di wilayah itu.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Provinsi Bangka Belitung Toni Batubara menjelaskan saat ini pemprov sedang mencetak lahan sawah baru.

"Lahan kami banyak, tapi minat masyarakat menjadi petani masih kurang. Kami siap menerima petani transmigran terutama dari Jawa untuk menggarap lahan pertanian di sini," kata Toni. (AM/AD/CS/RF/N-3)