Umat GBKP Kawaluyaan Bandung Minta Perlindungan

UMAT Kristiani yang tergabung dalam kelompok Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kawaluyaan, meminta perlindungan pemerintah Kota Bandung, untuk menjalankan ibadahnya. Permintaan perlindungan dan tindakan nyata dari Pemkot Bandung ini, diminta kelompok GBKP Kawaluyaan, karena pembangunan tempat ibadahnya masih diprotes.

"Pembagunan gereja kami di Kawaluyaan, Kelurahan Jatisari Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, masih diprotes warga terkait izin. Padahal kami sudah mengantongi izin tersebut," ungkap Pendeta GBKP Suro Purba Saputra, yang dihubungi Media Indonesia lewat telepon selulernya, Minggu (10/4).

Suro mengatakan, izin pembangunan gereja sudah dimiliknya sejak 20 Juni 2012. Bahkan sudah diverifikasi pada Desember 2015 oleh pemerintah KOta Bandung yang hasilnya menyatakan sah atas izin tersebut. "Sementara yang dipersoalkan warga terkait 85 Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga sekitar gereja, sebagai syarat pembangunan tempat ibadah sesuai dengan aturan, telah diverifikasi bahawa KTP tersebut didapat bukan karena manipulasi," ujar Suro.

Suro kini hanya pasrah dan berusaha meminta perlindungan pemerintah untuk menjalankan ibadahnya dengan berdirinya gereja di wilayah Kawaluyaan. "Sesuai undang-undang dasar, negara memberi kebebasan para umat beragama untuk menjalankan ibadahnya. Maka itu kami meminta perlindungan agar persoalan ini selesai, dan kami bisa beribadah dengan tenang," ujar Suro

Sebelumnya sejumlah warga Kawaluyaan Kelurahan Jatisari, Kecamatan Buahbatu, Bandung, menolak peresmian dan keberadaan sebuah rumah ibadah di kawasannya. Para warga sejak pukul 08.30 sudah berkumpul di depan gerbang dan berunjuk rasa menuntut pihak rumah ibadah segera mengosongkan dan menghentikan aktivitas keagamaanya.

"Kami masih ragu akan perizinan dari rumah ibadah ini bahkan izinnya sudah dibekukan oleh Pemkot Bandung, karena itu harus dihentikan sementara hingga ada kejelasan," ujar Koordinator aksi Amin. (SB/X-11)