Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Baktimed dan Diaspora Eropa Bantu Korban Gempa Sulbar

Mediaindonesia.com
03/3/2021 12:33
Baktimed dan Diaspora Eropa Bantu Korban Gempa Sulbar
Pendiri Yayasan Baktimed, Wahid Supriyadi serahkan bantuan untuk korban gempa Sulbar kepada pendiri Yayasan doktorSHARE, Dr Lie Dharmawan.(Dok Baktimed)

RASA kepedulian terhadap korban gempa bumi di Sulawesi Barat, Yayasan Bakti Nusantara Medika (Baktimed) dan Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ) menyerahkan sumbangan Rp60 juta untuk membatu korban terdampak gempa bumi.

Bantuan diserahkan langsung  oleh Pendiri/Pembina Yayasan Baktimed, Wahid Supriyadi didampingi Wakil Pembina Hanny Moniaga, Wakil Ketua Masni Eritrina dan Kepala Bidang Logistik dan Transportasi Abdul Wahab, kepada pendiri Yayasan doktorSHARE, Dr Lie Dharmawan di depan Rumah Sakit Apung, Selasa (2/3).

Sementara dari pihak PETJ diwakili oleh Tessa Dennis, Wakil Ketua Departemen Ekonomi dan Investasi, yang datang langsung dari Inggris. Ini adalah aksi kedua yang dilakukan Baktimed setelah sebelumnya yayasan yang baru berdiri awal Januari ini membantu korban tanah longsor di Bogor 26 Januari lalu. Selain uang, Baktimed juga menyumbang peralatan APD lengkap untuk keperluan tim medis, 40 disinfektan semprot, dan 1 portable sterilizer sumbangan dari Kyoto Healthcare. 

RSA Lie Dharmawan dijadwalkan akan segera berangkat ke Sulawesi Barat untuk membantu korban gempa bumi yang terjadi pertengahan Januari lalu.

Dalam pertemuannya dengan Dr. Lie, Wahid yang mantan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab dan Rusia merangkap Belarus, menyampaikan penghargaannya atas upaya yang dilakukan oleh doctorSHARE selama ini. Baktimed siap untuk berkolaborasi. 

"Ini suatu kerja sama yang pas dan saling mengisi. Yayasan doctorSHARE berpengalaman lebih dari 10 tahun di lapangan dan memiliki fasilitas RSA memadai, sementara Baktimed nantinya akan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat terpencil dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil," lanjut Wahid.

Dr Lie mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Baktimed. Dr. Lie menyambut baik uluran kerja sama dan bersinergi, mengingat keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu masyarakat yang kurang mampu di bidang kesehatan yang tinggal di daerah terpencil. 

Wahid, yang juga mantan Kepala Desk Diaspora Kemlu secara khusus mengucapkan terima kasih kepada PETJ secara spontan melakukan fund raising di Eropa. PETJ adalah wadah perhimpunan masyarakat Indonesia (diaspora) di 19 negara Eropa yang peduli dan mendukung pemerintah untuk mencapai Indonesia maju. 

baca juga: Korban Meninggal Gempa Sulbar Jadi 90 Orang

Dr. Lie sempat mengajak tim Baktimed dan PETJ untuk melihat dari dekat fasilitas RSA miliknya. Dia bercerita bahwa sepulangnya dari Jerman, Dr Lie membeli sendiri kapal nelayan bekas dan dengan kemampuan keuangannya sendiri mengubahnya menjadi rumah sakit apung pertama di Indonesia. Yayasan yang dipimpinnya saat ini memiliki sekitar 1000 sukarelawan dari berbagai keahlian. (RO/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya