Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
UNTUK kesekian kalinya, Ambarina, 53, membenahi letak masker yang hampir menutup bagian bawah mata. Warga Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah itu menjadi lebih berhati-hati setelah sempat menjalani karantina mandiri selama beberapa hari lantaran anak sulungnya, F, 26 dinyatakan positif covid-19. Hingga kini, perasaan takut dan trauma masih dirasakan Ambarina.
Kekawatirannya tidak sekedar mengenai penyakit akibat infeksi virus berbahaya tersebut. Ia juga harus menghadapi stigma buruk di masyarakat, menjadi bahan gunjingan, hingga dijauhi dan dikucilkan tetangga-tetangganya sendiri. Situasi sulit dan tertekan itu ia alami selama masa karantina.
Diceritakan Ambarina, semula F, puteri sulungnya yang bekerja di Yogyakarta pulang kampung ke Temanggung lantaran kantornya menjalankan kebijakan Work From Home (WFH), mulai Januari lalu.
Baca juga: Ganjar Senang Gerakan Dua Hari Di Rumah Diikuti Jabar-Kaltim
Namun, sebelum itu, ia telah menjalani rapid tes dan hasilnya negatif. Akan tetapi, setelah sampai di rumahnya, di daerah Parakan, F malah mengalami flu dan demam.
"Saya berpikir mungkin hanya flu biasa, sehingga saya hanya membelikannya obat flu dari apotek. Di samping itu, sebenarnya saya takut jika diperiksa dokter dan melakukan tes PCR hasilnya malah positif covid-19," ungkap Ambarina, Sabtu (6/2).
Setelah tiga hari berlalu, demam dan flu yang dialami F tidak kunjung sembuh. Malah muncul bercak kemerahan menyerupai ruam pada kulit seperti terkena demam berdarah. Ia juga kehilangan nafsu makannya.
Kondisi itu membuat Ambarina makin khawatir. Ibu dua anak ini lantas membawa anak dan suaminya untuk melakukan rapid test antigen di Puskesmas Dharmorini Temanggung. Hasilnya, F positif covid-19.
"Hasil tes untuk saya dan suami negatif. Anak saya yang kedua masih kuliah di daerah lain sehingga tidak ikut melakukan rapid test antigen," ujar Ambarina.
Dengan hasil tes antigen tersebut, Ambarina lantas berupaya memastikan kondisi anak dan keluarganya. Mereka pun berinisiatif melakukan tes usap melalui Puskesmas Traji di Kecamatan Parakan. Hasilnya masih sama, Ambarina dan suaminya negatif. Sementara F positif covid-19.
Semenjak itu, F melakukan isolasi mandiri di rumah orangtua Ambarina di daerah Parakan karena salah satu kamarnya memiliki fasilitas lengkap yang dibutuhkan sebagai ruang isolasi khusus.
Sedangkan orangtua Ambarina diungsikan sementara ke rumah keluarga lain yang tidak kontak erat dengan keluarga Ambarina.
"Selama menunggu hasil tes, saya merasa stres, panik, pokoknya sangat takut. Saya menjauhkan diri dari semua berita mengenai korona agar tidak tambah frustasi," tutur Ambarina.
Selama isolasi, sejak 12 Januari, F terpisah dari kedua orangtuanya. Sementara Ambarina yang negatif korona merawatnya.
Namun, karena harus menjaga jarak, ia memberikan makanan pada anaknya hanya melalui pintu. Ambarina juga telah meliburkan asisten rumah tangganya. Kebetulan Ambarina juga mendapat izin cuti dari instansi tempatnya bekerja guna merawat anaknya.
"Sebelum menerima hasil tes negatif, saya berbelanja kebutuhan pokok secara daring. Terkadang menitip belanja pada saudara yang tinggal di belakang rumah," katanya.
Setelah tahu dirinya negatif korona, barulah Ambarina berani keluar untuk belanja sayuran di dekat rumah. Namun, ketika itu, ia malah dijauhi tetangga lainnya dan sempat dikucilkan.
Awalnya, Ambarina tidak terlalu menyadari hal itu. Namun setelah lewat 15 hari isolasi, dan asisten rumah tangganya mulai masuk kerja, ia baru tahu bahwa dirinya tak hanya dijauhi dan dikucilkan, namun juga menjadi bahan gunjingan warga.
"Warga tahunya saya yang positif korona. Kepada pembantu saya, mereka mengakui telah menjauhi dan mengucilkan saya harena hal itu. Mungkin edukasi yang didapat masyarakat tentang covid-19 masih sangat kurang," ujar Ambarina. (OL-1)
Berdasarkan catatan Dinkes, ditemukan sebanyak 1.320 kasus Demam Berdarah Dengue. Jumlah itu terdiri dari 39 Demam Berdarah, sedang sisanya adalah Demam Dengue.
Berdasarkan data kemiskinan tahun 2023 kemarin, angka kemiskinan di Temanggung masih di kisaran 9,27%. Namun berdasarkan data dari Kantor Statistik terbaru, angka kemiskinan Temanggung
262 RTLH penerima bantuan itu tersebar di 18 kecamatan. Tepatnya di 55 desa dan empat kelurahan. Tiap warga penerima bantuan itu menerima Rp20 juta. Para penerima bantuan tergolong
OPERASIONAL pemulangan jemaah haji ke Tanah Air hari ini dimulai. Jemaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) SUB 01 mengawali fase pemulangan.
DPC Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengusung pasangan petahana Muhammad Al Khadziq-Bimo pada Pilkada 2024.
Agka stunting di Temanggung saat ini masih cukup tinggi, yakni sekitar 25,1%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved