Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEBANYAK 250 unit rumah tahan gempa dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pada 2020. Bangunan yang disebut Rumah Sistem Panel Instan (Ruspin) merupakan hunian tahan gempa, sehingga bisa meminimalkan kerawanan yang diakibatkan bencana alam.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, Arief Djatmiko, mengatakan Ruspin didesain sebagai bangunan yang tahan gempa hingga kekuatan 9 skala Richter (SR).
“Ruspin memang didesain tahan gempa. Bahkan hingga skala (SR) 9 masih kuat,” kata Arief ditemui di ruang kerjanya di Jalan Madukoro, Kota Semarang, kemarin.
Dia menjelaskan, bangunan Ruspin memiliki konstruksi sederhana yakni hanya dengan dirakit dan memiliki nilai rigid yang sangat kuat atau kakunya yang bagus. Hal ini berdasarkan pada teknologi Puslitbangkim yang menyatakan bangun an Ruspin bisa tahan gempa berkekuatan 9 SR.
Dia mengatakan program ini merupakan salah satu program Pemprov untuk mengurangi backlog rumah di Jateng. Backlog merupakan selisih antara jumlah kebutuhan hunian dengan jumlah ketersediaan hunian yang ada.
Program ini diarahkan pada dua hal. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan rumah. Kedua, untuk memanfaatkan teknologi Ruspin untuk kawasan bencana. Secara teknis, Ruspin ini merupakan produk Puslitbangkim Pekerjaan Umum yang baru saja diluncurkan.
Pihaknya memilih Ruspin karena memiliki kepraktisan dan bisa dilakukan masyarakat secara umum. “Program ini baru saja di-launching di Jawa Tengah tahun ini,” ujarnya.
Arief menuturkan program Ruspin ini di Jateng diperuntukkan bagi warga miskin, karena pihaknya ingin memenuhi kebutuhan rumah untuk warga miskin. Secara teknis, rumah ini mudah dikerjakan sehingga tidak membutuhkan peralatan rumit, hanya alat sederhana, serta masyarakat miskin bisa mengerjakannya secara gotong-royong.
Disperakim memilih dua pengerjaan Ruspin. Yaitu Ruspin untuk daerah rawan bencana, dan Ruspin untuk warga miskin yang kekurangan rumah (backlog). Untuk pengerjaan Ruspin di daerah rawan bencana baru dilakukan di Kabupaten Purworejo dengan jumlah 11 unit rumah. Saat ini, untuk pengerjaan di daerah rawan bencana Purworejo sebagian sudah berdiri, tetapi ada yang dalam proses pengerjaan.
Sedangkan Ruspin mandiri untuk warga miskin dibangun di 15 kabupaten, yaitu Purworejo, Wonosobo, Banjarnegara, Pemalang, Brebes, Blora, Rembang, Klaten, Sragen, Temanggung, Demak, Pati, Jepara, Kebumen, dan Grobogan.
Pihaknya sebelumnya sudah memberikan pelatihan cara mendirikan rumah tahan gempa kepada penerima manfaat. Dia membeberkan
teknologi Ruspin ini terdiri atas dua komponen yaitu komponen pembentuk kolom dan komponen penguat tegakan alur.
Saat dirakit bisa memakan waktu tiga hari dengan tiga orang tukang untuk bagian struktur bangunan. Kemudian baru dilakukan pembangunan lanjutan berupa atap, dinding, dan lantai.
“Secara keseluruhan membutuhkan waktu tiga sampai empat minggu saja,” jelasnya.
Arief juga menambahkan untuk pengerjaan, pihaknya terus melakukan pendampingan supaya kualitasnya tetap terjaga. Termasuk untuk bangunan Ruspin di titik bencana. Pihaknya berharap ke depan, Ruspin tidak hanya dibangun pemerintah provinsi tapi juga komunitas di masyarakat yang peduli dengan masalah rumah. (AKR/S2-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved