Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Paus Tutul Terdampar di Pantai Cipatujah, Tasikmalaya

Adi Kristiadi
03/8/2020 17:22
Paus Tutul Terdampar di Pantai Cipatujah, Tasikmalaya
Paus tutul(MI/Adi Kristiadi)

SEEKOR ikan paus tutul sepanjang 6 meter terdampar di Pantai Cipatujah tepatnya berada di Kampung Alur, Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (2/8) malam sekitar pukul 20.00 WIB hingga ikan tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk dikonsumsinya.

Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya Rahmat mengatakan, ikan paus tutul sepanjang 6 meter memang terlihat sejak Minggu sore sekitar pukul 16.00 WIB hingga malam warga ramai mendatangi lokasi pantai soalnya ada ikan terdampar telah setelah terhempas gelombang tinggi.

"Memang kami melihat ikan paus tersebut itu terlihat dari jarak 100 meter sejak sore kondisi masih hidup hingga terseret gelombang, tetapi malam hari banyak warga ramai untuk melihat kondisinya. Dalam kondisi sudah mati, sekitar pukul 07.00 WIB pagi masyarakat berinisiatif mengambil daging dan memanfaatkan untuk dikonsumsi," katanya, Senin (3/8/2020).

Baca juga : Kejar Layangan, Remaja SMA Tewas Terserempet di Tol Cipularang

Rahmat mengatakan, ikan paus tutul kondisi mati tersebut dimanfaatkan masyarakat dan dagingnya dibagikan secara merata karena tak mungkin dibiarkan menjadi bangkai di lokasi pantai tersebut. Karena, kondisi ikan terlihat tidak bisa diselamatkan nelayan meskipun di lokasi juga nelayan sudah berupaya tapi tidak bisa mendorongnya memakai perahu kembali ke tengah laut mengingat gelombang cukup tinggi.

"Ikan paus tutul yang telah memiliki panjang 6 meter dan berat 2 ton tersebut kondisinya itu sudah mati, dan masyarakat berinisiatif sudah memanfaatkan untuk dikonsumsinya. Karena, mereka tiba di lokasi ramai-ramai membawa golok untuk dicacah hingga dagingnya secara langsung dibagikan dan jika dibiarkan menjadi polusi dapat menyebabkan wabah penyakit," ujarnya.

Sementara itu, warga Kampung Alur, Didin, 50, mengatakan, kondisi ikan paus tutul memang kondisinya itu masih hidup setelah terhempas gelombang tinggi dan beberapa upaya selama itu sudah dilakukan tapi tidak bisa lagi untuk diselamatkan. Namun, warga berinisiatif untuk memotong tubuh ikan hingga dagingnya bisa dibagikan secara merata.

"Daging dan tulang ikan paus tutul yang telah mati itu dipotong dan semua dibagikan secara merata bagi masyarakat, dan jika dibiarkannya akan menjadi bangkai yang mengakibatkan bisa berdampak pada penyakit. Untuk daging dan tulang di dalam tubuh itu terpaksa harus dipotong supaya semuanya terbagi," paparnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya