Wisatawan Serbu Hotel Daerah

MENJELANG peristiwa gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret mendatang, mayoritas tidak ada kamar hotel yang kosong.

Bahkan tingkat hunian jelang GMT meningkat.

Kementerian Pariwisata memprediksikan 10 ribu wisatawan asing dan 100 ribu wisatawan dalam negeri akan mendatangi sejumlah tempat di Indonesia yang dilintasi GMT.

Di Provinsi Bangka Belitung, meningkatnya jumlah hunian hotel berdampak pada terjadinya penaikan harga kamar.

Ketua Persatuan Hotel Republik Indonesia Provinsi Bangka Belitung Bambang Patijaya menjelaskan ada tiga kabupaten dilintasi GMT, yakni Kabupaten Bangka Tengah, Belitung, dan Belitung Timur.

"Efeknya harga kamar hotel berbintang di Bangka Tengah dan Pangkalpinang saat GMT naik 20%, sedangkan di Belitung naik 30%," ujar Bambang, Senin (7/3).

Hingga saat ini tingkat hunian hotel di Belitung mencapai 90%, sedangkan di Pangkalpinang dan Bangka Tengah baru mencapai 50%.

Umumnya wisatawan mancanegara memilih tinggal di penginapan.

"Wisatawan mancanegara lebih senang tinggal di homestay yang dekat lokasi GMT, sedangkan lokasi hotel lumayan jauh," tambah Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman Djohan.

Para wisatawan sudah memburu hotel dan transportasi sejak enam bulan lalu.

Fitri Septriani, staf opeator travel Pantai Timah di Tanjung Pandan, Pulau Belitung, mengungkapkan saat ini persewaan mobil juga sudah penuh disewa untuk acara GMT.

Ternate, ibu kota Provinsi Maluku Utara, juga mulai ramai didatangi wisatawan yang akan menyaksikan GMT.

Bahkan ada beberapa hotel sudah menutup pemesanan sejak Minggu (6/3).

Kondisi itu terpantau saat Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman meninjau sejumlah hotel di wilayah tersebut.

Dinas Pariwisata Kota Ternate menyebutkan jumlah kamar hotel yang tersedia hanya 1.501 kamar.

Namun, wisatawan yang datang mencapai 2.500 orang.

Di Kota Palu, Sulawesi Tengah, tidak terjadi lonjakan hunian kamar hotel.

Namun, para wisatawan baik domestik maupun asing sudah memesan kamar sejak dua tahun lalu.

Meski demikian, hotel-hotel besar di kota itu baru menerima pemesanan kamar setelah 10 Maret.

General Manager Swiss-Belhotel Guntoro menyebutkan pihaknya selama GMT tidak menaikkan tarif kamar.

"Tarif sama seperti hari-hari sebelumnya," ujar Guntoro.

Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meski kondisi tidak seramai di Maluku, Palu, dan Bangka Belitung, sebanyak 1.200 kacamata khusus akan dibagikan kepada masyarakat untuk menyaksikan GMT.

Di wilayah itu ada tiga kabupaten yang dilintasi gerhana, yakni Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan Balangan.

Kurang antusias

Sebaliknya, fenomena GMT tidak memengaruhi meningkatnya kunjungan wisatawan di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Mentawai Desti Seminora mengakui tidak ada lonjakan wisatawan ke Mentawai karena sulitnya mobilisasi ke daerah itu.

"Akses ke Mentawai hanya dengan kapal dan pesawat perintis," jelas Desti.

Titik GMT di Mentawai berada di Dusun Seai, Desa Sikakap, Pulau Pagai Selatan.

Pancar GMT bisa disaksikan pada pukul 07.19 waktu setempat.

Untuk menyambut GMT, pemda setempat hanya melakukan pesta bertema Total solar eclipse 2016.

Sama halnya di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, warga tidak antusias menyambut GMT karena minimnya informasi.

Sejumlah warga mengaku tidak tahu akan terjadi GMT.

Warga memilih beraktivitas seperti biasa.

"Saya tidak pernah dengar adanya gerhana. Bahkan dinas kesehatan tidak memberikan informasi efek gerhana pada mata," kata Yulius, yang sehari-harinya berjualan di Pasar Fatubesi.

Pernyataan Yulius diamini sejumlah pedagang.

Mereka tetap berjualan di pasar meskipun terjadi GMT.

(BR/TB/YH/DY/PO/N-4)