Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HAMA wereng batang cokelat (WBC) merebak di lahan pertanian padi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sementara petani diminta untuk waspada terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) di musim hujan ini. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Erni Kusumawati mengatakan WBC mulai merebak awal Februari, dengan sebaran di berbagai wilayah di Klaten.
Hingga pekan kedua Maret, tanaman padi yang terserang total seluas 12 hektare dan terancam 600 hektare. Hanya tingkat serangan masih spot-spot dan sudah dikendalikan petani agar serangan tidak meluas.
"Meski tingkat serangan masih spot-spot atau pada titik-titik tertentu, harus tetap diwaspadai agar serangan tidak meluas. Karena, WBC saat ini sudah merebak di 14 dari 26 kecamatan di Kabupaten Klaten," jelasnya.
Ditemui Media Indonesia di ruang kerjanya, Selasa (10/3), Erni Kusumawati mengatakan untuk pemberantasan dan pengendalian WBC, petani telah diberikan bantuan pestisida melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan. Dengan diberikan bantuan gratis tersebut, petani didampingi petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan pengawas OPT langsung melakukan gerakan pemberantasan dan pengendalian WBC, baik di area terserang maupun terancam.
"Untuk pemberantasan dan pengendalian OPT, stok obat-obatan dan pestisida masih ada di DPKPP Klaten. Kami pun sudah mengajukan bantuan pestisida dan APH (agen pengendali hayati) ke provinsi untuk stok," ujar Erni.
baca juga: Polda Kalsel Raih Penghargaan Ombudsman
Menurut Erni, wilayah kecamatan yang kini diserang WBC, antara lain Juwiring, Ceper, Bayat, Ngawen, Gantiwarno, dan Jatinom. Meski serangan masih spot-spot, pengendaliannya perlu dioptimalkan agar tidak meluas ke wilayah lain.
"Kami minta petani pada musim hujan ini untuk melakukan pengamatan intensif pergerakan WBC dan itu harus diwaspadai. Gerakan spot stop penting agar serangan OPT ini terkendali, sehingga tidak menyebar luas," pungkasnya. (OL-3)
serangan hama wereng batang coklat (WBC) dan tikus yang terjadi di wilayah Kabupaten menyebabkan banyak para petani mengalami kerugian setelah lahan yang telah mereka tanam terserang hama
Kementan dan Kodim 0613/Ciamis untuk melakukan Gerakan Percepatan Tanam Pengendalian Hama Terpadu di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Predator alami tersebut membantu mengurangi populasi hama hingga lebih dari 70% sekaligus meningkatkan hasil panen sebesar 25%.
Belum teratasi dari serangan hama wereng cokelat, dalam waktu bersamaan, lahan padi petani di Kabupaten Pidie, Aceh, terus digerogoti penyakit kresek.
Menggunakan cuka apel tersebut nantinya lalat akan menampel dan masuk dalam perangkap.
Produksi padi pada 2023 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yang diakibatkan berbagai faktor.
Puluhan hektare sawah di Purwakarta terancam gagal panen setelah pasokan air mengering.
Kementan terus mendorong program perluasan Areal Tanam (PAT) Padi
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengeklaim program pompanisasi yang saat ini digencarkan Kementerian Pertanian berhasil meningkatkan produksi padi.
Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional IX akan kembali diadakan, menjadi ajang bergengsi untuk mengeksplorasi dan memamerkan berbagai varietas tanaman pangan unggulan.
Program penanaman padi apung yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di beberapa kabupaten dalam dua tahun terakhir mengalami kegagalan.
GELAGAT pemerintah yang menjadikan perubahan iklim sebagai alasan gagalnya swasembada pangan tak dapat dibenarkan. Semestinya itu memacu upaya pengambil kebijakan berbuat lebih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved