Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Korban Wamena Diberi Modal

Nurul Hidayah
11/10/2019 11:10
Korban Wamena Diberi Modal
Pengungsi korban kerusuhan Wamena tiba di Kantor Bupati Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (9/10/2019) malam.(ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

PEMERINTAH daerah memfasilitasi warganya yang merantau ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, untuk kembali ke kampung halaman. Pemda menjemput, membiayai kepulangan mereka, bahkan memberi modal untuk usaha di tanah kelahiran.

Dua keluarga asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar), korban konflik di Wamena ialah di antara mereka yang mendapatkan bantuan modal untuk usaha di Indramayu guna memulai hidup baru. Mereka ialah pasangan Wasini dan Dimas Marseto, warga Kalimati Blok Beringan, Kecamatan Jatibarang, dan Selawati dan Arif Wahyudin asal Desa Sukra Wetan, Kecamatan Sukra.

Kedua keluarga tersebut diterima Bupati Indramayu Supendi di pendopo kabupten, kemarin. "Alhamdulillah mereka selamat dan bisa kembali ke Indramayu," kata Supendi.

Selanjutnya, Bupati menyerahkan uang Rp7,5 juta kepada setiap keluarga. Uang yang berasal dari Baznas Indramayu itu diharapkan dapat digunakan sebagai modal usaha bagi kedua keluarga tersebut agar mereka bisa menata kembali kehidupan masing-masing di kampung halamannya.

Pasangan Wasini dan Dimas Marseto mengaku sangat senang karena akhirnya berhasil pulang dengan selamat ke Indramayu. "Ini anugerah bagi kami karena sebelumnya kami sempat bingung harus pergi ke mana," kata Wasini.

Pascakerusuhan, keluarga itu tertahan di Wamena. Namun, Dinas Sosial Papua dan Jabar kemudian membantu kepulangan pasangan itu untuk kembali ke Indramayu.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Indramayu Boy Billy Prima mengungkapkan, setelah terjadi konflik di Wamena, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Sosial Papua untuk memantau keberadaan warga Indramayu. "Setiap hari kami pantau keberadaan mereka, mulai penampungan hingga penerbangan menuju Indramayu," ucapnya.

Ia mengungkapkan, sebetulnya ada tiga pasangan suami-istri asal Indramayu yang merantau ke Wamena. Namun, satu keluarga lainnya memilih pulang ke keluarga suami di Kota Sukabumi.

 

Dijemput di pengungsian

Lima warga Kabupaten Sukabumi, Jabar, yang merantau ke Wamena pada Rabu (9/10) malam juga telah tiba di daerah asal mereka. Kelima orang itu dijemput oleh pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar di tempat pengungsian.

Mereka ialah Ijam, 49, Lili, 49, Nurdin, 26, Siti Masitoh, 16, dan Dadang Darsita, 44. Sebelum tiba di Sukabumi, mereka singgah di Bandung untuk bertemu Gubernur Ridwan Kamil. Setiba di Sukabumi, kelima orang tersebut bertemu dengan Bupati Marwan Hamami.

"Alhamdulillah, akhirnya kami bisa kembali ke kampung halaman. Terima kasih kepada Pemprov Jabar dan Pemkab Sukabumi yang sudah membantu kepulangan kami dari Wamena," ujar Ijam.

Satu keluarga yang terdiri dari lima orang yang selama ini merantau ke wamena juga kembali ke daerah asal, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Berdasarkan pantauan, tangis dan haru menyelimuti kedatangan keluarga tersebut di kampung mereka, Gang Koplak, Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora Kota. Mereka kembali dari Wamena melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya. (BB/AS/YH/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya