Penyebar Isu Rasial Diburu

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian membeberkan korban tewas dalam insiden kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, sebanyak 26 orang. Peristiwa itu juga menyebabkan 66 orang menderita luka-luka.

"Dari 26 orang itu, 22 ialah masyarakat pendatang yang profesinya sebagai tukang ojek, kerja di ruko, dan kerja di restoran. Empat korban tewas lainya ialah masyarakat asli Papua," ujar Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin.

Menurut dia, korban tewas lantaran penganiayaan seperti terkena panah, senjata tajam, dan terbakar ketika berada di dalam rumah toko ataupun restoran. Bahkan, identitas tiga korban tewas belum diketahui.

"Kita sekarang sedang investigasi penyebabnya," cetusnya.

Pascainsiden di Wamena, imbuh Tito, aparat keamanan langsung menangkap 400 orang yang diduga terlibat tindakan kekerasan. Mayoritas pihak yang ditangkap mengaku diajak Komite Nasional Papua Barat (KNPB) untuk menggelar aksi. "Dari 400 ini akan diseleksi, mana yang tersangka dan mana yang bukan. Tetapi yang jelas saya minta masyarakat di Papua khususnya jangan mudah terprovokasi dengan social media," ungkap mantan Kapolda Papua itu.

Pihaknya juga sedang memburu penyebar isu rasial di Wamena.

Kerusuhan Wamena diduga dilatarbelakangi hoaks tentang seorang guru yang melontarkan ucap-an bernada rasial kepada salah satu siswa SMA PGRI di Wamena.

ANTARA FOTO/Marius Wonyewun

Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).

Selain menimbulkan korban jiwa, kerusuhan juga menyebabkan kerusakan fasilitas pemerintah dan 80 kendaraan dibakar.

Dari 26 korban tewas dalam kerusuhan di Wamena, 8 orang merupakan perantau asal Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Sementara itu, Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, mengatakan korban jiwa akibat kerusuhan di Wamena mencapai 27 orang. Sembilan jenazah korban ditemukan pada saat pembersihan reruntuhan. (Gol/Fer/MC/YH/X-4)