Awal Kemarau, 2 Desa di Bojonegoro mulai Krisis Air Bersih

KANTOR Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai mewaspadai bencana kekeringan yang mulai terjadi di wilayahnya. Di awal musim kemarau ini, sudah ada dua desa yang mengalami krisis air bersih. BPBD juga mewaspadai bencana kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan.

Krisis air bersih di kawasan ini berpotensi terjadi di 114 dusun dari 71 desa yang tersebar pada 17 kecamatan di kabupaten setempat.

"Iya, kita mulai mewaspadai bencana kekeringan, dan krrisis air bersih," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, MZ Budi Mulyono, di Bojonegoro, Selasa (26/6) sore.

Kedua desa tersebut, kata dia, adalah Desa Turigede, Kecamatan Kepohbaru, dan Desa Ngeper, Kecamatan Padangan. Pada Desa Turigede telah dilakukan droping air bersih. Sedangkan, untuk Desa Ngeper masih menunggu pengajuan dari kecamatan setempat.

Dia juga mengatakan, memasuki awal musim kemarau ini BPBD juga mewaspadai bencana kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan. Dalam sebulan terakhir, telah terjadi belasan kali kebakaran permukiman dan hutan.

"Kami minta warga untuk waspada kebakaran hutan, lahan, dan kekeringan," tandasnya.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, lanjut dia, Pemkab juga telah menyiapkan 8 unit armada mobil tangki yang disiapkan untuk droping air bersih pada warga yang membutuhkan.

Berdasarkan pemetaan, potensi krisis dimunginkan terjadi hampir 80% di wilayah kabupaten setempat. Pada tahun sebelumnya, krisis air bersih terjadi pada hingga 114 dusun dari 71 desa yang tersebar di 17 kecamatan dari 22 kecamatan di kabupaten setempat.

Ke-17 kecamatan yang terdampak kekeringan itu di antaranya Dander, Kedungadem, Kepohbaru, Sugihwaras, Temayang, Bubulan, Ngasem, Ngambon, Kasiman, Kapas, Sumberrejo, Ngraho, Gayam, Baureno, Tambakrejo, dan Kecamatan Purwosari. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Editor : Anton Kustedja Abdullah