Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEPANJANG Januari hingga Maret atau triwulan I 2019, daya serap anggaran Pemprov Sulsel terbilang masih rendah. Hal itu ditengarai akibat lambannya memulai lelang proyek.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel, pada periode tersebut, total serapan anggaran hanya sekitar Rp913 miliar atau 9,35% dari total APBD sebesar Rp9,769 triliun, sedangkan untuk fisik 12,97%.
Padahal, asumsi target serapan anggaran yang ditetapkan pemerintah pusat untuk triwulan I, II, III dan IV berturut-turut 20%, 30%, 25% dan 25%.
Dari data tersebut juga dapat diketahui secara umum ada lima pengguna anggaran dengan daya serap terendah. Kelima instansi yaitu Dinas Kesehatan dengan realisasi keuangan 2,9% dan fisik 7,9%, Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan 2,6% dan fisik 7,6%.
Lalu ada, UPT Transfusi Darah 1,5% dan fisik 6,5%, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi 0,7% dan fisik 5,7%, serta UPT RSK Gigi dan Mulut masih 0,0% dan fisik 5,0%.
Lima instansi dengan realisasi serapan anggaran tertinggi meliputi Sekretariat DPRD dengan realisasi keuangan 19,5% dan fisik 24,5%, serta Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) sebesar 18,1% keuangan dan 23,1% fisik. Kemudian, Inspektorat Daerah 15,3% dan fisik 20,3%, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sekitar 13,9% dan fisik 18,9%, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebesar 12,4% dan fisik 17,4%.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel, Jufri Rahman, mengaku rendahnya kondisi penyerapan anggaran memang biasa terjadi saat awal tahun. Alasannya, cukup banyak kegiatan fisik dengan alokasi anggaran besar yang baru akan masuk proses lelang.
"Saya kira masih wajar di triwulan awal realisasi rendah, karena kan kegiatan fisik yang nilainya besar baru akan ditender," seru Jufri Rahman, Kamis (25/4).
Ia optimistis serapan anggaran akan jauh lebih baik pada triwulan II nanti. "Karena triwulan II ini tendernya sudah berproses, sehingga tentu progres triwulan II nanti akan lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan I," jelasnya.
Jufri Rahman menyebutkan, sejauh ini Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman sudah menekankan kepada semua Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) untuk melakukan percepatan, khususnya terkait kelengkapan administrasi untuk proses tender kegiatan.
"Penekanan Pak Gubernur dan Wagub, sekaligus menjadi peringatan bagi kepala OPD untuk mempercepat penyiapan dokumen yang dibutuhkan, untuk pelaksanaan tender oleh Biro Pembangunan selaku UPBJ (unit pengadaan barang dan jasa)," tandas Jufri.
Sebelumnya, Wagub Andi Sudirman Sulaiman mengaku pihaknya saat ini masih melakukan penunjauan untuk menggabungkan beberapa paket proyek.
"Beberapa paket proyek kami mau percepat yang area critical dulu. Critical itu adalah proyek yang memiliki anggaran besar, dan proses pekerjaan yang memakan waktu lama seperti DAK," tuturnya.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Sulsel Andi Arwin Azis mengungkapkan pada periode Januari hingga Maret 2019, pihaknya mengeluarkan belanja tidak langsung, dengan realisasi hanya sekitar 8,10%, atau sebesar Rp555 miliar. Total alokasi belanja tahun ini lebih dari Rp6,8 triliun. (A-2)
KPK meminta Ditjen Imigrasi Kemenkumham menerbitkan status pencegahan untuk 21 orang. Upaya paksa itu berkaitan dengan dugaan penerimaan suap dana hibah di Jawa Timur (Jatim).
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri mengatakan praktik kebijakan cleansing guru honorer tidak sesuai amanat UU Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005.
Dia mengaku sangat mendukung kerja penuntasan kasus stunting. Karena itu, tahun ini dikucurkan dana Rp200 miliar, yang tersimpan di sejumlah dinas terkait.
Nilai APBD Kota Sukabumi masih di kisaran Rp1,2 triliun. Hampir sebagian besar anggaran itu digunakan menggaji pegawai.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) mengkalkulasi butuh Rp600 triliun untuk Jakarta menjadi kota global.
Pegawai Bappenda Kota Sorong secara rutin memeras wajib pajak. Pegawai tersebut meminta setoran sebesar Rp130 juta setiap bulan, namun tidak dipecat.
SERAPAN anggaran akhir tahun 2023 yang mencapai 100,2% dari alokasi Perpres 75/2023 dinilai tidak menjamin mampu meningkatkan kualitas anggaran. Indikatornya adalah pertumbuhan ekonomi
PEMERINTAH membantah menahan aktivitas belanja untuk mendapatkan angka defisit anggaran yang kecil. Pasalnya realisasi belanja negara justru melampaui alokasi dana APBN
KINERJA anggaran yang disebut positif karena defisit rendah justru dinilai sebagai wujud rendahnya kualitas belanja negara. Itu turut menandakan perencanaan penggunaan belum baik
JURU Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Chico Hakim, menyoroti rendahnya serapan anggaran di Kota Solo Jawa Tengah hingga periode Desember 2023.
"Ini berarti tinggal 2 minggu agar betul-betul diikuti karena target saya realisasi minimal 95 persen. Jadi tolong harian ditanyakan ke dirjen ditanyakan ke deputi agar target itu tidak meleset
ANGGOTA DPR RI Komisi XI Fraksi PDIP Said Abdullah mengatakan normalnya indeks keyakinan konsumen (IKK) pada akhir tahun Desember nanti akan cenderung membaik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved