Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat mendesak pihak provinsi agar segera memindahkan jalur penghubung Lembang dengan Kota Bandung. Pasalnya, di Jalan Pagermaneuh atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Punclut, tepatnya di Kampung Babakan Bandung sudah beberapa kali terjadi longsor yang terus mendekati badan jalan. Jika tak ditangani dari sekarang,
jalur penghubung Lembang-Bandung itu bakal terputus.
Agar tak membahayakan warga dan pengguna jalan, pihak berwajib bersama aparat desa setempat sudah memasang garis polisi serta spanduk imbauan agar tak mendekati bibir jalan.
Kepala Desa Pagerwangi, Agus Ruhidayat mengatakan, pengajuan pengalihan jalur sudah disampaikan ke pihak provinsi sejak tahun 2016 lalu namun belum direspon. Padahal, sejak awal musim hujan kali ini saja sudah terjadi tiga kali longsor.
"Kami khawatir terjadi longsor yang semakin besar. Seperti pada tahun 2004 lalu ketika longsor menimbun dua orang warga, satu orang di antaranya tewas," katanya, Senin (7/1).
Jika disetujui, lanjut dia, jalur akan dipindah ke jalan desa yang tidak jauh dari lokasi rawan longsor yang sekarang. Menurut dia, nantinya jalur tersebut akan diperlebar namun sebelumnya mesti dilakukan pembebasan lahan.
"Sekarang lebarnya hanya sekitar 3 meter saja. Saya rasa harus segera, soalnya Jalan Punclut ini selalu ramai, orang-orang sini sudah tahu bahaya, tetapi orang luar belum tentu, kalau lihat langsung, kebayang gimana bahayanya lewat jalur ini," ujarnya.
Babinsa Desa Pagerwangi, Sertu Sukaedi mengungkapkan, longsor di Jalan Punclut menyebabkan adanya jurang menganga sedalam lebih dari 50 meter dan lebar 100 meter. Jarak antara jurang dengan badan jalan kini hanya tinggal tersisa 1-2 meter. Sementara itu, untuk memantau lokasi, aparat pemerintahan desa serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas harus memutar melalui lahan pertanian warga agar bisa melihat jurang tersebut.
Diperkirakan, jurang memiliki kedalaman sekitar 70 meter dan panjang mencapai 200 meter. Demi keamanan, para petani sudah diminta tidak
beraktifitas jika di lokasi hujan turun karena tanah di sekitarnya terasa cukup gembur sehingga bisa memicu longsor susulan. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved