BNPB Ingatkan Tim Pencari untuk Antisipasi Longsor Susulan di Sukabumi

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan semua tim pencari korban tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag RT 05/04, Desa Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mewaspadai potensi longsor susulan. Pasalnya, curah hujan yang masih tinggi ditambah kemiringan lereng tebing yang longsor bisa jadi memicu terjadinya kembali pergerakan tanah.

"Ini yang paling penting juga untuk mengantisipasi longsor susulan. Petugas TNI, Polri, Basarnas, pemda (pemerintah daerah) telah memasang police line," kata Kepala BNPB Willem Rampangile usai meninjau lokasi sekaligus rapat evaluasi penanganan pascabencana.

"Para petugas di lapangan harus bisa menjaga keselamatan. Dari hasillaporan, proses pencarian dibagi dua shift. Kami juga mengucapkan banyakterima kasih kepada masyatakat dan relawan yang turut membantu kinerja timSAR gabungan," tegasnya.

Willem menuturkan longsor di wilayah yang masih termasuk dalam kawasan Kampung Adat Kasepuhan Sirnaresmi itu berdampak terhadap 29 kepala keluarga atau sebanyak 100 jiwa. Semua rumah di permukiman itu tertimbun material tanah longsor.

"Korban selamat 64 orang, luka berat 3 orang yang sekarang masih dirawat di RSUD Palabuhanratu, meninggal dunia 13 orang, dan yang belum ditemukan 20 orang," tambahnya.

Untuk penanganan pengungsi, lanjut Willem, terdapat 100 jiwa yang terdampak bencana tersebut. Bagi korban selamat, di lapangan tidak didirikan tenda darurat pengungsian. "Jadi, karena ini merupakan bagian dari kampung adat, maka tidak perlu mendirikan tenda pengungsi. Korban yang selamat sekarang tinggal di rumah saudara dan teman. Tapi kami menyiapkan dua tenda pengungsi untuk para petugas di lapangan," jelasnya.

Menyangkut kebutuhan logistik, Willem menyebutkan sudah satu dapur umum yang bisa melayani distribusi makanan untuk 3 ribu orang. Dapur umum dikelola langsung BPBD Kabupaten Sukabumi serta Korem 061 Suryakencana. (X-11)