Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEJAK status Gunung Agung dinyatakan berstatus Awas pada Jumat (22/7) lalu, berbondong-bondong warga yang bermukim pada radius 12 km sekitar puncak Gunung Agung mengungsi. Di Denpasar saja terdapat 15 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi lebih dari 2000 jiwa, salah satunya di posko Pengungsian Sanur Kauh.
"Per hari ini jumlah pengungsi disini sudah 350 orang. Tadinya 352 tapi 2 orang pindah posko karena terpencar dengan sanak saudaranya" ujar koordinator posko Made Nursana kepada Media Indonesia, Rabu (27/9).
Pengungsi-pengungsi itu berasal dari Kabupaten Karangasem, yakni kabupaten yang paling dekat dengan Gunung Agung. Menurut Nursana, semula pengungsi tercecer di bahu jalan. Beruntung Desa Sanur Kauh memilliki lahan yang semula diperuntukkan sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) namun belum beroperasi.
Pengungsi Karangasem pun ditempatkan disana sejak Sabtu (23/9), sejak saat itu pula tak habis-habis masyarakat setempat mengirimkan bantuan. "Stok di sini sudah aman sampai 10 hari ke depan. Semalam kita sampai kirim 2 mobil untuk posko-posko lain, seperti Kertalangu, Peguyangan Kaja, Denpasar Barat, Sesetan dan Serangan," tambahnya.
Desa Sanur Kauh memiliki dua posko pengungsian, yakni di TPS 3 dan Banjar Medure. Kota Denpasar sendiri menyediakan 15 titik pengungsian di seluruh wilayah yang terus didatangi pengungsi setiap harinya.
Meski tahu posko ini sudah kelebihan pasokan hingga harus menyuplai posko-posko lain, para dermawan tetap saja berdatangan. "Tidak apa-apa, mbak. Kan bisa disalurkan. Kalau bisa memang harusnya dikumpulka di satu tempat untuk didata seperti ini, baru disalurkan biar terorganisir,"ujar salah satu penderma, Wiwit (30).
Penderma lain, Komang Eva, (27) mengaku senang melihat warga Denpasar bahu membahu membantu para pengungsi.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved