Bulog Malang Optimalkan Serap Gabah dan Beras

PERUM Bulog Malang, Jawa Timur, menyatakan fleksibilitas harga gabah dan beras memicu kenaikan harga komoditas itu di pasar daerah setempat sehingga realisasi penyerapan sedikit terhambat.

"Realisasi penyerapan kami baru 504 ton," tegas Kepala Bulog Subdivre Malang Faizal Azhari Rambe kepada Media Indonesia, Selasa (12/9).

Ia menjelaskan baru menyerap 504 ton dari target 9.800 ton menggunakan skema fleksibilitas harga tahun ini mulai 7 Agustus hingga 31 Desember 2017. Belum optimalnya realisasi penyerapan, lanjutnya, karena hara gabah kering panen sudah menyentuh Rp5.000-Rp5.400 per kg. Adapun harga beras medium di pasar Rp8.600-Rp9.000 per kg.

Bulog kesulitan lantaran patokan harga fleksibilitas pembelian 10% di atas harga acuan pemerintah Rp4.070 per kg atau masih di bawah harga gabah di petani.

"Fleksibilitas harga gabah dan beras mendongkrak harga di pasaran. Selain itu sekarang tidak banyak panen," katanya.

Kendati mengalami kendala dalam penyerapan, pihaknya tetap berkomitmen membeli hasil panen petani dengan harga sesuai ketentuan.

"Solusinya tetap menyerap sesuai ketentuan. Akibat kesulitan itu, beras dari mitra kerja yang masuk ke gudang Bulog rata-rata di bawah 50 ton per hari," imbuhnya.

Ia menyatakan meski realisasi tidak banyak tapi ketersediaan beras dalam kondisi aman, sebab realisasi pengadaan sudah mencapai 33.716 ton dengan posisi stok di gudang sebanyak 13.400 ton. Stok itu setidaknya cukup sampai Januari 2018 untuk kebutuhan penyaluran beras sejahtera.

Sementara data di Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pemkab Malang tercatat realisasi panen padi Januari-Juni 2017 untuk sawah sebanyak 37.360 ha dan lahan tegalan 2.860 ha. Sedangkan realisasi panen terkini sejak Juli untuk sawah 5.152 ha dan tegalan 40 ha dari areal tanam keseluruhan mencapai 45.412 ha.

Dari keseluruhan panen itu, ketersediaan beras di Kabupaten Malang mencapai 204.702 ton atau surplus 67.844 ton karena kebutuhan beras daerah itu hanya 136.858 ton.(OL-5)