Emil Optimistis Isu SARA tidak akan Muncul di Pilgub Jabar

Bayu Anggoro
08/6/2017 18:52
Emil Optimistis Isu SARA tidak akan Muncul di Pilgub Jabar
(Dok. MI)

WALI KOTA Bandung Ridwan Kamil (Emil) optimistis isu suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) seperti dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 tidak akan terjadi pada Pilgub Jawa Barat 2018. Menurutnya, isu tersebut tidak akan berpengaruh besar terhadap pilihan warga Jabar.

Emil menilai, yang akan berpengaruh terhadap pilihan masyarakat di Pilgub Jawa Barat 2018 ialah kualitas dari calon gubernur dan wakil gubernur itu sendiri. Keyakinan Emil ini diperkuat oleh hasil survei tentang Pilgub Jabar 2018 yang dirilis Indobarometer, Selasa (6/6) kemarin, di Bandung.

Survei ini menyebut responden memilih pemimpin berdasarkan kewibawaan sebanyak 13%, pintar (11,5%), berkinerja bagus (9,4%), dan berpengalaman (8,5%). Tingkat keterpilihan paling atas diraih Emil dengan 28,6%, diikuti Wagub Jabar saat ini, Deddy Mizwar 18,8%, dan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi 11,5%.

Emil menilai, dirinya memperoleh tingkat keterpilihan tertinggi karena masyarakat mengetahui kinerjanya dari berbagai pemberitaan di media.

"Mendapati fakta, ternyata kinerja di Kota Bandung ini dikonsumsi juga beritanya oleh warga di luar Bandung. Saya menduga itu faktornya," kata Emil di Bandung, Kamis (8/6).

Dia mengaku, selama ini belum terlalu banyak mengunjungi wilayah Jabar mengingat statusnya sebagai wali kota. Selain itu, dia pun
bukanlah kader partai sehingga kesempatannya untuk sosialisasi ke warga Jabar lainnya masih kecil.

"Secara kedinasan dan warga, saya jarang berinteraksi. Saya juga bukan orang partai," katanya.

Dengan begitu, lanjut Emil, sosok figur dan kinerja yang telah diciptakan akan berpengaruh besar terhadap tingkat keterpilihan di masyarakat.

"Isu-isu di Jakarta, saya diusung NasDem (Partai Nasional Demokrat), dinamika politik lainnya, tidak memengaruhi putusan pemilih. Ini menguatkan dalam pilkada, bahwa faktor figur lebih mendominasi dibanding pilihan partainya," katanya seraya terus meyakini figur di pilkada lebih menentukan.

Oleh karena itu, Emil mengaku akan menjawab tantangan ini dengan terus bekerja lebih baik selama menjabat wali kota ini.

"Saya fokus konten positif. Bekerja, berkarya, dan lain-lain," katanya seraya menyebut akhir bulan ini pihaknya akan memulai pembangunan transportasi cable car.

"Sehingga semakin banyak kerja, semakin diapresiasi, maka saya akan terus berkarya. Artinya, pemberitaan ke ruang media ini masuk ke masyarakat," tambahnya.

Disinggung partai politik mana saja yang akan mendukungnya, Emil mengaku semuanya masih memiliki kemungkinan yang sama. Saat ini baru Partai NasDem yang telah resmi mengusungnya.

Dia menambahkan, meski tidak mengikuti penjaringan yang dibuka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dirinya masih dimungkinkan untuk diusung PDIP jika nantinya berkoalisi dengan NasDem.

"Kombinasi bisa berjodohnya di ujung. Sampai hari ini, percaturan partai tidak bisa dihitung dari awal. Dengan mana pun bisa di ujung, termasuk PDIP. PDIP bisa dengan calon lainnya, (dipasangkan dengan) saya yang merepresentasikan dari partai lain (NasDem)," ujarnya.

Meski begitu, Emil mengaku masih membuka peluang untuk maju dari jalur perseorangan (independen). Pasalnya, lanjut dia, hingga saat ini partai lain pun belum menentukan keputusannya.

"Masih mungkin (independen). Lihat nanti," katanya.

Namun, dia belum mau bergerak terkait rencana majunya lewat jalur perseorangan ini. Emil beserta timnya belum berupaya untuk mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) sebagai persyaratan utama.

"Nanti saja, habis ada keputusannya," ujarnya.

Sementara Wagub Jabar Deddy Mizwar merasa bersyukur atas hasil survei tersebut. Dia tidak mempersoalkan apa pun hasil survei tersebut. Hanya saja, Deddy mengaku komunikasinya dengan partai politik terus terjalin. Bahkan, dia menilai, setelah Lebaran ini akan diketahui partai mana saja yang akan mengusungnya sebagai calon gubernur.

Namun, saat ditanya partai mana saja yang akan mengusungnya, Deddy belum mau membukanya secara gamblang. Saat disinggung nama Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akan mengusungnya, dia tidak membantah.

"Ada kemungkinan. Kita lihat nanti, bisa berkembang. Bisa 2, 3, 4, bahkan bisa 6 partai," kelakarnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya