Runway Bandara Sultan Salahuddin Bima akan Diperpanjang

LANDASAN pacu (runway) Bandara Sultan Salahuddin, Bima, Nusa Tenggara Barat, bakal diperpanjang menjadi 2.100 meter dari sebelumnya 1.660 meter sehingga bisa didarati oleh pesawat jenis Boeing.

"Telah dilakukan beberapa kajian seperti review RTT (rancangan tehnis terinci), standardisasi pagar sisi bandara dan penataan gedung bandara," ujar Kepala Bandara, Taslim Badaruddin, di Ruang VIP Bandara Sultan Salahuddin saat memberikan paparan di hadapan Wakil Gubernur NTB Moh Amin didampingi Bupati Bima Indah Damayanti Putri, Selasa (6/6).

Dikatakannya, perpanjangan runway tersebut diperkirakan rampung pada 2019, karena pada 2018 akan dilakukan pemenuhan kebutuhan air bersih, rekondisi saluran terbuka, pelebaran jalan akses Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran (PKP-PK), leveling apron, pembuatan helipad, pengadaan dan pemasangan lampu penerangan (solar cell).

Sesuai tahapan, pada 2019 akan dilakukan penimbunan area perpanjangan (setelah relokasi sungai oleh Pemda setempat), pemagaran area perpanjangan, pembangunan gedung terminal tahap 1, dan pembangunan gedung administrasi.

Namun, Taslim menjelaskan beberapa kendala yang masih dihadapi saat ini ialah terkait pembebasan dan keberadaan sungai pada daerah perpanjangan yang memotong ujung runway 13 bandara.

Terkait hal itu, Pemkot Bima telah menyediakan anggaran sebesar Rp10 juta per are untuk keseluruhan area rencana perpanjangan, hanya saja pemilik tanah menginginkan ganti rugi sebesar Rp20 juta per are.

Berbeda dengan sungai telah dilakukan pembebasan, tinggal pelaksanaan relokasi yang akan dilakukan tahun ini juga.

Wagub NTB meminta kepada para pemangku kepentingan terkait agar segera melakukan langkah-langkah strategis untuk perpanjangan runway tersebut, seperti masalah pembebasan lahan, ketersedian air bersih, dan infrastruktur lainnya.

"Segera dilakukan kajian, agar bandara ini bisa didarati pesawat-pesawat Boeing," katanya. (OL-2)