Pembangunan Bandara Internasional Belitung Terkendala Lahan TNI AU

PEMBANGUNAN Bandar Udara HAS Hanandjoedin Belitung untuk menjadi bandara internasional, yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), masih terkendala dengan lahan milik TNI AU Belitung.

Bupati Belitung, Sahani Saleh, mengatakan, untuk mendapatkan lahan seluas 11,8 hektare guna kepentingan pembangunan Bandara Internasional HAS Hanandjoedin, Pemkab Belitung menukarkan lahan seluas 344 hektare ke TNI AU Belitung.

Ironisnya, lahan seluas 344 ha diambil pihak TNI AU, tetapi lahan 11,8 ha justru tidak diserahkan ke Pemkab Belitung untuk bandara.

"Lahan kita diambil, tapi lahan mereka 11,8 ha tidak diserahkan ke kita untuk kepentingan bandara," kata Sahani.

Yang menyakitkan lagi, sambung Sahani, kesepakatan terakhir pihak TNI AU meminta di bandara dibangun apron, jalan penghubung untuk taksi way dan tempat kendaraan kebakaran.

"Ini sudah tidak logis lagi, jumlah kalau kita perhitungan mencapai Rp100 miliar, makanya pembangunan bandara sedikit terhambat karena hal itu," ungkapnya.

Sedangkan untuk permasalahan lainya, seperti avtur, dirinya yakin akan dapat diatasi, begitu pula dengan jam operasional bandara.

Sementara itu, Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, seusai rapat koordinasi bersama Bupati Belitung Sahani, berjanji akan menindaklanjutinya.

"Ini lah pentingnya koordinasi bersama, sehingga kita tahu titik permasalahanya, ini akan saya tidak lanjuti," ucap Erzaldi.

Ia mengutarakan permasalahan antara TNI AU dan Pemkab Belitung mengenai lahan tersebut akan dia sampaikan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Selasa (6/6).

"Nanti akan saya sampaikan ke Presiden, mudah-mudahan ada jalan keluarnya," kata Erzaldi.

Erzaldi mengaku akan terus berjuang agar beberapa PSN di Belitung tidak tereliminasi, untuk itu dirinya tetap berharap dapat terus berkoordinasi dengan bupati dan seluruh OPD yang ada di Belitung. (OL-2)