Polisi Antisipasi 17 Ancaman selama Arus Mudik

KEPOLISIAN Republik Indonesia siap mengantisipasi 17 potensi ancaman sebelum dan sesudah datangnya Hari Raya Idul Fitri 2017. Salah satu ancaman utama jelang tibanya Lebaran tahun ini adalah terorisme.

Hal itu dikatakan oleh Asisten Kapolri Bidang Operasi Inspektur Jenderal Unggung Cahyono dalam diskusi media 'Persiapan Mudik yang Aman dan Nyaman' di Galeri Nasional, Jumat (2/6).

"Kita lakukan operasi terpusat selama 16 hari, dan ada empat satuan tugas yang dikedepankan. Pertama adalah Satgas Turbinjali, Kamseltibcarlantas, Lidik sidik, dan Satgas Banops," kata Unggung.

Selain terorisme, potensi ancaman lain yang dipetakan adalah pencurian atau perampokan dengan kekerasan. Polisi juga mengantisipasi potensi adanya tindak sweeping organisasi masyarakat.

Masalah seperti kemacetan, kecelakaan lalu lintas, petasan, pembagian zakat dan sembako, serta pawai malam takbiran juga menjadi fokus perhatian polisi dalam menjalankan operasi tahun ini.

Polisi juga memprediksi adanya ancaman masalah di sekitar jalan menuju tempat wisata, tindak pencurian dengan pemberatan, dan kecelakaan lalu lintas transportasi laut.

Unggung berkata, tahun ini aparat keamanan akan menjadikan kawasan pantura Jawa sebagai titik fokus pengamanan operasi mudik. Ratusan ribu siswa perwira akan dilibatkan untuk mempertebal pengamanan di jalur utama mudik tersebut.

"Kita akan koordinasikan dengan polda-polda terdekat untuk membantu membackup wilayah Pantura. Untuk penebalan antisipasi Pantura ada 100.107 siswa perwira yang sekarang pendidikan diajak. Untuk tahun ini kita maksimalkan terutama di Jawa Tengah," katanya.

Polisi memprediksi puncak arus mudik tahun ini akan terjadi pada 22-24 Juni. Sementara itu, arus balik puncak para pemudik diperkirakan terjadi pada 1 dan 2 Juli.

Beberapa titik jalur mudik yang berpotensi mengalami kemacetan dan mendapat atensi polisi ialah Pejagan, Tol Cikampek-Palimanan, Tol Cipularang, dan kawasan Pintu Tol Gringsing, Batang, Jawa Tengah. (X-12)