Melatih Gajah Menjadi Manggala Agni

PULUHAN gajah tengah berkerumun di tepi sungai. Belalai-belalai gajah itu menyedot air sungai. Sebagian gajah lain sedang makan rerumputan. Puluhan gajah itu sengaja dikumpulkan di dalam Pusat Latihan Gajah Suaka Margasatwa (PLG-SMS) Padang Sugihan, Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumatra Selatan, untuk dilatih sebagai pasukan pemadam kebakaran lahan dan hutan.

Lokasi pelatihan cukup jauh. Dari Kota Palembang menuju pusat latihan harus melalui jalur air dengan menggunakan kapal tipe jukung atau speedboat.

Luas lahan untuk pelatihan 88 ribu hektare. Kepala Subbagian Satuan Tugas PLG-SMS Padang Sugihan, Jumiran, mengatakan ada 30 gajah di pusat pelatihan. "Ada 24 gajah dewasa dan 6 anakan, serta 40 pelatih," kata Jumiran saat ditemui wartawan di sela-sela pelatihan, kemarin (Selasa, 4/5).

Pusat pelatihan ini sebetulnya sudah berdiri sejak 1989. Ada dua tempat pelatihan, yakni Muara Padang dan Sebokor. Gajah-gajah itu sebelumnya menghuni wilayah Perangai, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat.

"Dahulu gajah-gajah ini merupakan hewan liar yang suka meresahkan warga, lalu kita jinakkan," ujarnya. Namun, dalam perkembangannya, Jumiran bersama tim tak hanya menjinakkan gajah liar. Di pusat latihan juga mulai dikembangbiakkan satwa tersebut. Harapannya setiap tahun populasi hewan itu bertambah 10%.

"Dengan demikian kita juga dapat meningkatkan fasilitas lain untuk menjadikan tempat ini ekowisata alami gajah," harapnya.

Gajah-gajah ini selain dilatih untuk atraksi wisata, juga mulai dilatih memadamkan api saat terjadi kebakaran hutan dan lahan. "Jadi ketika tim pemadan api sulit untuk ke lokasi titik api, gajah di sini bisa diberdayakan untuk membawa selang air ke titik api.

"Dalam waktu dekat, tepatnya pada 9-10 Mei, delegasi Bonn Challenge akan mengunjungi PLG-SMS. Ada 81 delegasi dari 30 negara yang akan meninjau pusat pelatihan satwa dilindungi itu.

Para pengurus PLG-SMS sudah siap menyambut para tamu dari luar negeri. "Kami berharap dengan ditunjuknya PLG-SMS ini sebagai tempat pertemuan Bonn Challenge, nantinya wilayah ini akan menjadi salah satu tempat ekowisata favorit wisatawan mancanegara.

"Sebelum pelatihan, para pelatih akan melakukan ritual khusus dengan menyajikan sesajen dan pemotongan ayam jantan. Ritual ini bertujuan agar gajah yang dilatih bisa jinak, dan hubungan pelatih dengan gajah bisa melekat. Setiap gajah juga telah diberi nama.

"Semua gajah di sini punya nama sejak mereka lahir. Setiap gajah akan mendapat satu pelatih. Sampai gajah mati, pelatihnya tidak diganti. Bila diganti, gajahnya malah mengamuk," sambung Bejo, salah satu pelatih gajah. (N-3)