Hadapi UN, Siswa Tsanawiyah di Rembang Dikarantina

HARI ini siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat (tsanawiyah) tengah melaksanakan ujian nasional (UN). Meski hasil ujian nasional tidak menjadi satu–satunya penentu kelulusan pihak sekolah memiliki target dan berupaya dengan mermacam cara agar siswanya mendapatkan nilai yang memuaskan.

Seperti yang dilakukan di Tsanawiyah Ar Rohman Rembang, Jawa Tengah. Terdapat puluhan siswa di sebuah madrasah tsanawiyah di sana dikarantina oleh pihak sekolah. Cara tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan sekaligus memantapkan persiapan siswa menghadapi ujian nasional.

Sekitar 70 siswa di sekolah tersebut bahkan sudah dikarantina sejak 12 hari lalu khusus untuk menghadapi ujian nasional tingkat SMP sederajat ini. Berbagai aktivitas siswa sudah terjadwal dan semua dilakukan di lingkungan sekolah.

Kegiatan yang menonjol diantaranya ialah salat berjamaah, doa bersama, makan malam, belajar hingga istirahat. Siswa diwajibkan mematuhi aturan yang ditentukan oleh pihak sekolah itu. Meski rutinitas cukup padat namun mayoritas siswa mengaku menikmati program ini. "Belajar bersama di sini lebih enak daripada sendirian," kata seorang siswi, Siti Novatul Ainiyah.

Pihak sekolah mengatakan tradisi karantina ini dipertahankan karena menurut pengalaman beberapa tahun terakhir langkah itu terbukti efektif mengontrol siswa agar fokus dengan ujian nasional dan mampu mengantongi hasil memuaskan.

"Ternyata orang tua/wali murid juga turut mendukung. Hanya saja selama karantina guru pembimbing dituntut pintar mengemas kegiatan sehingga siswa tidak merasa bosan," ujar seorang pembina sekolah Sugotho Marji.

Adapun di MTs Ar Rohman baru kali pertama mengadakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Selama sinyal internet dan pasokan listrik lancar diharapkan tidak sampai muncul kendala.

Sesuai rencana, hasil UN diberi bobot 40 %/ dan ujian madrasah 60 %/ guna menentukan kelulusan siswa. Pada hari pertama, Selasa (2/5) UN, mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diujikan.(OL-3)