Tim SAR Gabungan Berangsur Tinggalkan Lokasi Bencana Longsor Ponorogo

Antara
10/4/2017 19:13
Tim SAR Gabungan Berangsur Tinggalkan Lokasi Bencana Longsor Ponorogo
(ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

BADAN Search And Rescue Nasional (Basarnas) dan ratusan relawan yang datang dari berbagai daerah dan lintas komunitas peduli mulai meninggalkan lokasi bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, seiring dihentikannya upaya pencarian 24 korban yang masih hilang sejak Minggu (9/4) kemarin.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono, Senin (10/4), mengungkapkan, seluruh personel Basarnas dari Jatim, Jateng, maupun Jabar yang selama sepekan terakhir melakukan operasi pencarian di Banaran telah digeser menuju lokasi longsor
di Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Sementara untuk relawan, kata dia, sudah terlebih dahulu berangsur meninggalkan Banaran, Kecamatan Pulung, sejak kemarin.

"Sekarang ini relawan yang tersisa paling tinggal 200-an. Tidak banyak, tapi masih ada," ucapnya.

Ia memastikan tim tanggap darurat bencana BPBD Ponorogo bersama jaringan relawan daerah masih mampu mengendalikan kegiatan penanganan pascabencana.

Fokus BPBD sementara ini ialah menyelesaikan pembangunan dua hunian sementara untuk posko pengungsi yang telah mencapai 60%.

Adapun terkait penyaluran bantuan, Setyo Budiono memastikan logistik yang sebelumnya dikendalikan langsung oleh berbagai elemen komunitas peduli bencana banaran telah disalurkan kepada masyarakat, atau sebagian dititipkan ke posko tanggap darurat bencana.

"Masih ada perwakilan relawan yang siap mengemban tugas lanjutan penanganan pascabencana," ujarnya.

Penanggulangan bencana tanah longsor di Ponorogo belum sepenuhnya tuntas. Sejak Pemkab Ponorogo memutuskan penghentian menyeluruh operasi pencarian, material longsor masih dibiarkan membentang mulai dari titik nol yang ada persis di bawah lereng Gunung Gede yang amblas dan menimbun 32 bangunan penduduk hingga radius 1,5 kilometer di sektor D.

Belum ada upaya penataan ataupun normalisasi dilakukan di sepanjang aliran sungai yang tertutup material lumpur yang volumenya diperkirakan mencapai 1 juta meter kubik tersebut.

Menurut Setyo, BPBD dan dinas terkait sementara masih melakukan pembiaran atas material lumpur yang sempat bergerak turun dalam volume besar dari titik sektor A hingga bawah sektor D yang berjarak lebih dari 1,5 kilometer dan mengenai dua rumah, menimbun satu unit alat berat, dan memutus akses jalan desa tersebut.

"Nanti akan dilakukan upaya normalisasi saat kondisinya sudah memungkinkan," katanya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya