Ridho Rhoma Intens Konsumsi Sabu

Nicky Aulia Widadio
26/3/2017 17:59
Ridho Rhoma Intens Konsumsi Sabu
(MI/PERMANA)

PUTRA raja dangdut Rhoma Irama, Ridho Rhoma diketahui rutin mengonsumsi narkoba selama enam bulan terakhir. Intensitas Ridho mengonsumsi barang haram jenis sabu itu terbilang cukup tinggi.

Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat AKB Suhermanto menyampaikan selama enam bulan terakhir Ridho mengonsumsi narkoba hampir setiap hari. Sabu seberat satu gram bisa ia habiskan dalam rentang waktu satu hingga dua hari. Ia menyebut umumnya sabu dalam jumlah tersebut digunakan oleh empat hingga delapan orang.

"Tergantung memakainya bisa satu hari habis itu atau dua hari," kata Suhermanto kepada Media Indonesia. Sabu jenis blue ice itu didapatkan dari rekannya MS yang dia beli secara rutin. Ditaksir Ridho bisa menghabiskan dana hingga Rp 54 juta setiap bulannya untuk memenuhi kecanduannya. Satu gram sabu jenis blue ice biasanya dijual seharga Rp 1,8 juta hingga Rp 2 juta.

Ridho juga memilih berpindah-pindah tempat untuk mengonsumsi sabu, baik di hotel-hotel maupun di apartemen milik rekannya, MS yang berlokasi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. MS sendiri, selain juga mengonsumsi, berperan mencari barang haram tersebut untuk diberikan kepada Ridho.

"Si MS yang cari barang (sabu) setiap beli sabu itu biasa satu gram, dia (Ridho) pakai sama MS, terkadang juga sendiri. Tapi sebelum kenal MS dia (Ridho) udah pernah pakai sejak dua tahun lalu," tambah Suhermanto.

Polisi pun telah menggeledah apartemen milik MS di Thamrin. Dari penggeledahan tersebut polisi menemukan dua butir obat penenang atau psikotropika bermerk dumolit, alat hisap sabu, dan korek api. Penggeledahan juga dilakukan di rumah MS di kawasan Pancoran Mas, Depok pada Sabtu (25/3) malam. Namun tidak ditemukan barang bukti apa pun di rumah tersebut.

Hingga Minggu (26/3) sore, seorang bandar narkoba berinisial A masih dalam pencarian oleh pihak berwajib. Polisi juga masih mendalami jaringan dari A dan kaitannya dengan dugaan peredaran di kalangan selebriti.

Suhermanto menyebut pola peredaran narkoba di kalangan selebriti cenderung lebih tertutup dan menggunakan perantara. Namun dalam kasus Ridho, MS yang menjadi perantara telah ia kenal selama dua tahun belakangan.

"Bisa juga perantara itu dikenalkan oleh sesama artis atau rekan yang pernah pakai, bahwa nih orang bisa dipercaya jadi perantara. Kalau narkoba itu kan soal kepercayaan," kata Suhermanto.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Ricky Yanuarfi menilai di dalam dunia selebriti ada anggapan bahwa konsumsi narkoba merupakan bagian dari gaya hidup. Hal ini pun bisa menjadi preseden buruk bagi para penggemar dari selebriti tersebut.

"Ketika ini dijadikan gaya hidup siapapun bisa terjaring. Artis sudah menganggap ini gaya (hidup) maka siapapun bisa terjaring. Rawan dan sangat rentan itu. Artis-artis kita beberapa kena narkoba dan ini menjadi preseden buruk bagi fans-fansnya," ujar Ricky dalam diskusi di Ancol, Jakarta Utara. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya