Warga Tidak Masalah Berdesakan di Rusun Rawabebek

BEBERAPA unit yang ada di Rusun Rawabebek, Jakarta Timur ada yang dihuni lebih dari satu keluarga. Namun, walau berasa sumpek, sejumlah warga mengaku bersyukur karena tidak tinggal di jalanan akibat rumah mereka di Bukit Duri digusur.

Murni, 68, menuturkan dirinya beserta suaminya tinggal dengan putrinya yang telah menikah. "Itu empat orang ditambah anak putri saya tiga orang. Jadi, total tujuh orang di satu unit ini," katanya, Senin (19/9).

Murni menyatakan dirinya tidak mau menuntut terlalu banyak ke pengelola rusun agar anaknya yang juga sudah punya kartu keluarga (KK) bisa memiliki sendiri. Baginya, yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar tetap bisa menghasilkan uang dan makan setiap hari.

Padahal, Murni juga tahu ada warga Bukit Duri yang mendapat unit tanpa memiliki KK. Itu, pun olehnya tidak terlalu dipersoalkan.

"Kalau mau usil, saya usik mereka. Tapi, saya ngga mau ada masalah. Saya urus diri sendiri saja," kata Murni. Menurutnya, ia belum pernah mendengar ada yang mempermasalahkan soal satu unit diisi lebih dari satu KK.

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Rawabebek Darnawati Sembiring menjelaskan bahwa memang kebijakan yang ada bagi warga Bukit Duri adalah satu unit untuk satu bidang. Sehingga jika ada lebih dari satu KK dalam satu bidang, tetap hanya dapat jatah satu unit.

Walau ada yang punya KK dalam satu bidang, tetap tidak mendapat unit karena pembagian unit berdasarkan siapa yang memiliki rumah. "Kalau yang punya KK itu daftar untuk dapat unit, bisa saja tapi harus tunggu. Tapi, itu tidak prioritas," kata Darnawati.

Hingga relokasi terakhir, dari 400 unit, sudah 272 unit yang terisi. Sementara yang ikut undian untuk mendapatkan unit ada 289 pemilik rumah. Darnawati mengatakan jatah untuk warga Bukit Duri hanya 363 unit. Sisanya diperuntukkan bagi warga Bidara Cina. (OL-2)