Jakarta Krisis Tempat Pembuangan Sampah

JAKARTA krisis lahan pembuangan sampah dan depo pembuangan sampah. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menyatakan lokasi pembuangan dan depo semakin berkurang karena adanya perkembangan di Ibu Kota.

Saat ini, tuturnya, baru ada 123 depo dari 247 depo yang dibutuhkan, atau minimal satu depo di tiap kelurahan.

Sementara itu, lokasi pembuangan sampah baru berjumlah 1.301 yang seharusnya 3.000 atau 1 lokasi per RW.

Untuk mengakali keterba-tasan yang ada, selama ini dinas kebersihan menggunakan lahan-lahan milik pihak lain yang tidak terpakai untuk dijadikan depo dan lokasi pembuangan sampah.

Namun, seiring perkembangan, lahan-lahan tidur itu pun diambil kembali oleh pemiliknya untuk pembangunan.

"Saya ambil contoh depo Kelapa Dua Wetan Cipayung yang belasan tahun kita pakai. Namun, karena lahannya diminta karena akan dimanfaatkan Jasa Marga, terpaksa ditutup pada 2014," kata Isnawa, kemarin.

Untuk mengupayakan penambahan lokasi pembuangan sampah serta depo, Isnawa menyatakan pihaknya tengah mendekakti warga yang punya lahan kosong agar mau menjualnya kepada Pemprov DKI.

Akan tetapi, tawaran pembelian itu kerap mendapat penolakan dari warga sekitar lahan karena keberadaan lokasi pembuangan sampah dan depo dikhawatirkan akan menimbulkan bau tidak sedap di wilayah itu.

Dinas kebersihan, sambungnya, dapat memaklumi penolakan warga itu mengingat keberadaan tempat pembuangan sampah tak bisa dilepaskan dari stigma jorok dan bau.

Untuk menghilangkan stigma itu, pihaknya kini sedang membuat program lomba hias depo dan pengelolaan lokasi pembuangan sampah.

"Depo dan lokasi pembu-angan sampah akan dibuat jadi bersih, rapi, hijau, dan tertata," ujarnya.

Jarak jauh

Kepala Suku Dinas Keber-sihan Jakarta Selatan Arif mengatakan kondisi kekurangan depo juga terjadi di Jakarta Selatan.

Wilayah itu hanya memiliki 16 depo dan 208 lo-kasi pembuangan sampah.

Dampaknya, pengangkutan sampah memakan waktu cukup lama bagi daerah yang tidak memiliki depo maupun lokasi pembuangan sampah karena jaraknya cukup jauh dengan depo atau lokasi pembuangan sampah terdekat.

"Jadi agak bermasalah di pengangkutan sampah, dan itu kami tangani semaksimal mungkin dengan tenaga dan alat yang ada," ujarnya. (Put/J-1)