Toko Obat Palsu dan Kedaluwarsa di Pasar Pramuka Segera Ditutup

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menyegel kios-kios penjual obat palsu di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada 10-20 kios yang akan segera disegel dan dilarang berjualan karena terbukti menjual obat-obat palsu, kedaluwarsa, dan ilegal (tidak memiliki izin Badan Pengawas Obat dan Makanan/BPOM).

"Secara bertahap kios yang menjual obat-obatan palsu di Pasar Pramuka akan disegel dan tidak boleh berjualan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Priharto, Senin (5/9).

Secara kasat mata, obat-obatan palsu itu sulit untuk dibedakan dari yang asli. Masyarakat sering terkecoh dan kemudian membeli obat di Pasar Pramuka. Selain tidak menyembuhkan penyakit, zat berbahaya dalam obat berpotensi menyebar ke seluruh tubuh bahkan bisa menyebabkan kematian.

Untuk itu, Koesmedi mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membeli obat di Pasar Pramuka.

Sejak awal tahun, Dinas Kesehatan DKI mencatat empat apotek yang sudah ditutup. Ini disebabkan apotek-apotek tersebut tidak memiliki apoteker yang menjadi pihak berwenang di apotek.

Kendati distribusi obat-obat palsu kian menjamur, Koesmedi mengatakan sulit untuk menutup Pasar Pramuka secara keseluruhan. Pasalnya, tidak semua pedagang di Pasar Pramuka menjual obat. Menurutnya, hanya masyarakat sendiri yang bisa menutup seluruh Pasar Pramuka.

"Hanya masyarakat yang bisa menutup Pasar Pramuka. Kalau tidak beli lagi di situ, maka tidak banyak lagi yang jual. Beli obat di Pasar Pramuka berbahaya baik yang asli atau kedaluwarsa sulit membedakannya," imbuhnya. (OL-5)