Ganjil-Genap Lebih Efektif Ketimbang 3 in 1

MENJELANG pemberlakuan sanksi tilang terhadap pelanggar plat ganjil-genap, Selasa (30/8), jumlah teguran masih terpantau fluktuatif. Pada Kamis (25/8) jumlah teguran sempat menurun hingga 43% dari 647 teguran di hari sebelumnya menjadi 371 teguran. Padahal sehari sebelumnya terjadi kenaikan pelanggar sebesar 20% dari 580 teguran menjadi 647 teguran.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai penerapan plat ganjil-genap lebih efektif ketimbang sistem 3 in 1. Berdasarkan pantauannya kondisi jalan Jakarta terbilang lengang meski kepadatan terjadi di luar jalur eks 3 in 1.

Pagi hari di Jalan Jenderal Sudirman, katanya, masih terlihat pengguna plat ganjil di tanggal genap. “Penerapannya lebih baik dibanding 3 in 1. Sekarang masih agak padat. Hari ini saja banyak mobil plat ganjil. Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman saya ketemu dua,” kata Ahok di Balai Kota, Jumat (26/8).

Kasi Pelanggaran Subdit Gakkum Polda Metro Jaya, Kompol Abdul Salam melaporkan selama 21 hari pelaksanaan plat ganjil-genap (27 Juli-25 Agustus 2016) total teguran mencapai 15.549. Sebanyak 10.724 diantaranya teguran lisan dan 4.825 lembar teguran tertulis dilayangkan.

Menanggapi fluktuasi jumlah pelanggar, Ahok menyebut tidak akan ada penambahan jumlah petugas. Aturan ganjil-genap akan tetap diberlakukan hingga sistem electronic road pricing (ERP) yang sedang masuk tahap lelang selesai. Menurutnya, tidak ada celah pengguna jalan untuk melanggar.

“Kalau dia pakai plat nomor palsu kita secara acak akan meminta mereka berhenti di lampu merah dan meminta STNK. Kalau ketahuan palsu ya pasti dipidana langsung,” pungkasnya.

Penerapan plat ganjil-genap merupakan salah satu solusi mengurai masalah kemacetan di Jakarta, terutama di jalur eks 3 in 1. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan lebih banyak membangun trotoar dan menyediakan bis. Ahok optimistis ketika jalan lebih lebar akan membuat warga memilih jalan kaki. (OL-2)