Taksi Pelat Hitam Daring Munculkan Pemerataan Pendapatan

MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan hadirnya taksi plat hitam daring mampu menimbulkan pemerataan pendapatan. Terlebih lagi, kini banyak pengangguran atau pensiunan yang beralih profesi menjadi sopir taksi plat hitam daring secara penuh karena keterbatasan kemampuan bekerja.

Teknologi yang dihadirkan pun diharap tidak ditentang melainkan difasilitasi karena sebuah keniscayaan yang pasti terjadi dan muncul karena dibutuhkan masyarakat.

"Tadi sempat tanya dengan sopir bahwa dia kalau seharian bisa Rp 10 juta. Kalau malas bisa bawa pulang Rp 5 juta. Saya kira ini bagus sekali. Jadi ada pemerataan pendapatan. Sekaligus menarik orang yang tadinya malas naik taksi jadi terpikir untuk naik taksi," kata Budi di sela sambutannya pada acara pengujian SIM dan kir taksi pelat hitam daring di silang timur Monumen Nasional (Monas), Senin (15/8).

Budi pun berharap ada tenggang rasa antara taksi plat hitam daring maupun reguler. Tenggang rasa itu bisa dilakukan dengan cara para pemilik dan pengemudi taksi plat hitam daring mematuhi aturan untuk bisa menjadi angkutan umum.

Menurutnya, peningkatan golongan SIM dari SIM A menjadi SIM A Umum juga dimaksudkan agar setiap pengemudi taksi plat hitam daring memiliki kemampuan mengemudi yang cukup untuk menjadi pengemudi angkutan umum.

"Mengemudi untuk angkutan umum itu berat lho. Jangan dikira SIM A dan SIM A Umum itu sama. Kita kan tidak tahu kalau nanti klien kita minta muter-muter dan bermanuver di jalan. Kita harus tetap mengemudi, melayani maunya penumpang sambil tetap menjaga keselamatan. Itu makanya dibutuhkan SIM A Umum. Makanya saya mohon untuk taati peraturan," ujarnya.

Budi menilai pengujian kir dan SIM yang dilakukan bersamaan ini seharusnya bisa diperpanjang. Karena saat ini, acara ini baru bisa terlaksana selama dua hari saja. Tak hanya itu, penyelesaian masalah yang menimpa angkutan taksi plat hitam daring di Jakarta pun diharap bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya.

"Kita mulai menyelesaikan masalah ini di provinsi yang paling rumit yakni Jakarta. Mudah-mudahan setelah di sini selesai, di daerah lain seperti Yogjakarta dan Bali bisa terbuka. Silahkan Dishub dari daerah lain jika ingin melakukan hal yang sama dengan di Jakarta," tuturnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Kisyanto (50) salah seorang pengemudi taksi plat hitam daring dari Uber Taxi menyambut positif uji SIM yang dilakukan bersamaan dengan uji kir ini.

Ia pribadi baru mendaftar pekan lalu setelah diimbau langsung oleh manajemen Uber. Menurutnya, memang dibutuhkan konsenterasi tingkat tinggi untuk bisa lolos uji SIM A Umum.

"Memang lebih sulit sih dibanding SIM A biasa. Di simulator juga kita harus lebih konsenterasi dan membiasakan diri dengan kemudinya yang lebih enteng," tuturnya. (OL-2)