Mengejar Kereta Balik di Stasiun Manggarai

TERENGAH-ENGAH, Dewi, 40, dan kerumunan penumpang yang baru turun di peron jalur empat Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, berlarian untuk menyeberang ke jalur lima. Meski hendak menuju arah Bogor yang biasanya transit di jalur enam, Dewi justru menunggu kereta di jalur dengan arah sebaliknya yang menuju ke Manggarai di jalur lima.

Tak lama, kereta yang akrab disebut kereta balik oleh para pengguna kereta rel listrik (KRL) commuter line itu pun datang. Para penumpang langsung berebut masuk ke kereta yang kosong itu. Dewi lega karena berhasil mendapatkan tempat duduk.

Sebelumnya, Dewi yang bekerja di daerah Cikini sengaja tidak naik kereta jurusan Bogor yang menjadi tujuannya. Ia justru naik kereta jurusan Bekasi dan turun di Stasiun Manggarai, untuk kemudian memburu si kereta balik dari sana.

Upaya itu dilakukan Dewi, demi mendapatkan tempat duduk di kereta. Karena jika ia naik dari Stasiun Cikini pada jam sibuk, sudah pasti ia tidak akan mendapat tempat duduk. Bahkan, kereta sudah padat sehingga berdiri pun harus berdesakan seperti ikan sarden dalam kaleng.

"Alhamdulillah masih terkejar dapat tempat duduk. Saya sudah enggak kuat berdiri dan berdesak-desakan lama-lama," ujarnya.

Disebut kereta balik karena rutenya lebih pendek. Jika kereta lain memiliki rute dari Stasiun Bogor dan berakhir di Stasiun Jakarta Kota ataupun Stasiun Jatinegara dan lainnya. Kereta balik mengakhiri perjalannya di Stasiun Manggarai dan kemudian kembali melakukan perjalanan menuju Bogor.

Humas PT KAI Commuterline Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunnisa mengungkapkan tujuan hadirnya kereta dengan rute pendek pada jam sibuk itu ialah untuk mengurangi kepadatan antrean. Kereta balik memang biasanya hanya hadir di stasiun-stasiun tertentu dengan syarat memiliki empat jalur rel agar tidak mengganggu perjalanan lainnya. (J-4)