Pekerjaan Rumah masih Menumpuk

KEMARIN, Jakarta genap berusia 489 tahun.

Ibu kota Indonesia yang dulu bernama Batavia itu memiliki persoalan yang cukup pelik.

Masalah yang sangat rumit ialah kemacetan dan banjir.

Dua persoalan itu selalu menjadi tolok ukur keberhasilan gubernur Jakarta.

Selain itu, soal kemiskinan, kesempatan berusaha, dan kesehatan.

Pencapaian di bidang kesehatan, bagi Kepala Badan Pe-rencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati, justru maju melebihi dugaan.

"Program kesehatan maju pesat karena awalnya kami hanya ingin memajukan program puskesmas. Akan tetapi, Pak Gubernur memiliki ide untuk mengembangkan pelayanan kesehatan itu menjadi seperti rumah sakit dengan unsur rawat inap dan dokter spesialis di dalamnya," kata Tuty di Balai Kota DKI, kemarin.

Kelengkapan fasilitas puskesmas sebagai rumah sakit kecamatan, menurut Tuty, telah banyak membantu masyarakat yang membutuhkan.

Program dengan titik berat pada pendekatan kepada masyarakat ini dianggapnya berhasil dalam meningkatkan tingkat kesehatan warga.

Kedua, Tuty memaparkan bahwa pemprov kini juga gencar memberikan subsidi pangan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Subsidi pangan yang dimaksud ialah pemberian harga yang sangat terjangkau pada komoditas daging sapi khusus bagi pelajar pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Pak Gubernur mulai ingin subsidi pangan yang bisa mengarah pada perbaikan gizi. Di mana ada perbaikan gizi, di situ kita harapkan ada generasi penerus yang cerdas," ungkapnya.

Di bidang transportasi, beberapa program terus dikembangkan untuk mengatasi kemacetan, di antaranya melanjutkan proyek moda raya terpadu (mass rapid transit/MRT) dan kereta ringan (light rail transit/LRT).

Pengembangan bus Trans-Jakarta pun terus dilakukan dengan model memperbanyak rute nonkoridor.

Sementara itu, Tuty mengatakan hal yang masih menjadi kelemahan pemprov ialah dalam pembebasan lahan.

Tuty pun mengungkapkan hal itu menjadi kendala saat pengerjaan proyek MRT.

"Pekerjaan rumah kita masih banyak, tapi utamanya di pembebasan lahan," kata Tuty.

Terobosan

Di bidang penganggaran, satu poin plus yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta ialah penggunaan sistem e-Budgeting dan e-Musrenbang.

Hal itu, menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, merupakan kemajuan transparansi dalam proses anggaran.

Proses penganggaran dalam APBD saat ini sudah dibuat sesuai dengan kebutuhan serta melibatkan unsur masyarakat terkecil.

Dalam hal infrastruktur, Ahok juga menjamin bahwa program revitalisasi trotoar akan berjalan tahun ini.

"Tahun ini kita akan coba selesaikan trotoar seperti apa sih yang kami pengen. Karena keluar ke Stasiun Tanah Abang dari stasiun trotoarnya seperti apa. Terus nanti dari Monas, nyambung sampai ke Senayan kita sampai Bundaran HI itu trotoarnya seperti apa. Jadi nanti mulai kelihatan."

Untuk masalah kemacetan, Ahok berpendapat Jakarta lebih maju ketimbang negara lain.

Ia mencotohkan ibu kota Selandia Baru, Auckland, yang baru berencana membuat program jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP).

"DKI bulan depan siap lelang dan 2017 awal bisa mulai ba-ngun," paparnya.

Sementara itu, untuk menandai HUT Jakarta, bertempat di Velodrom Rawamangun, Jakarta timur, Pemprov DKI bersama dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menggelar peluncuran proyek LRT Jakarta, velodrom, dan equestrian.

Dengan berjalannya proyek itu, fasilitas di Ibu Kota akan terus mengalami kemajuan.

"Kita berharap di HUT ke-489 ini Jakarta harus punya standar internasional," tegas Ahok. (Mal/J-3)