Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Mengenal Silat Cingkrik Ikon Rawa Belong

Usman Iskandar
21/6/2022 06:05
Mengenal Silat Cingkrik Ikon Rawa Belong
Ilustrasi: Silat Cingkrik di Rawa Belong, Jakarta Barat.(MI/Usman Iskandar)

Rawa Belong, di Jakarta Barat, memang identik dengan silat. Silat Cingkrik menjadi ikon khasnya. Selain itu, Rawa Belong terkenal dengan Pasar Bunga yang selalu menjadi tujuan banyak pedagang dan perburuan pencinta bunga. Tak kalah ramainya ialah pedagang nasi uduk dan penganan khas Betawi, seperti dongkal, yang menjadikan kawasan tersebut selalu ramai setiap siang sampai malam.

Di antara kesibukan perdagangan, itu pada Jumat malam (17/6), berkumpulah para pesilat Cingkrik yang tergabung dalam Perguruan S3 yang merupakan singkatan dari salat, selawat, dan silat. Mereka berkumpul di sebuah halaman terbuka yang asri untuk berlatih silat dan mendengarkan buah pikir dari para senior mereka tentang perkembangan dunia silat.

Setelah berlatih berbagai gerak Cingkrik, para pesilat S3 kemudian duduk bersimpuh membentuk setengah lingkaran dan menyimak berbagai pendapat dan masukan. “Silat Cingkrik itu mengutamakan kecepatan, gerakan refleks dalam menghadapi lawan. Karena itu, berlatih terus menjadi kunci agar gerak cepat cingkrik itu tidak berkurang,” ujar Een Supandi, penasehat Perguruan Cingkrik S3.

Sementara itu, Abdi Manaf, sebagai pembina Cingkrik, menekankan pentingnya generasi muda untuk melestarikan dan mengembangkan silat yang di Betawi biasa juga disebut sebagai 'maen pukulan'. Sekarang ini, katanya, tantangan pesilat bukan semata main otot, melainkan juga yang lebih penting ialah main otak atau pikiran.

Ketua Umum Astrabi Yusro Sjarief menambahkan sekarang ini silat sudah mendunia. Banyak orang dari luar negeri yang mempelajari silat. Hal itu merupakan satu hal yang menggembirakan, tapi juga harus diwaspadai. “Jangan sampai nanti kita belajar silat dari orang di luar negeri. Ini harus kita pagari agar pencak silat di Idonesia tetap menjadi pusat silat dunia,” kata dia.

Untuk itu, para pesilat dan berbagai perguruan  silat yang ada harus berbenah diri, termasuk Astrabi yang menjadi salah satu payung tempat bernaung sejumlah perguruan silat tradisi Betawi. “Kita di Astrabi harus jadi organsiasi modern yang berjalan atas dasar sistem, bukan berjalan karena ketokohan pelakunya. Kalau sistemnya berjalan, siapa pun yang menjadi pemimpinnya, organisasi Astrabi akan terus berjalan,” tambahnya.

Kepada para hadirin yang hadir dalam pertemuan itu, Yusron menekankan pentingnya pesilat dan perguruan silat yang mandiri secara ekonomi. “Cita-cita bersama kita para peisilat adalah mandiri secara ekonomi karena dengan mandiri, kita tidak akan terbeli,” begitu kata Yusron.

Acara kumpul santai sambil bertukar pikiran seperti yang diprakarsai oleh Syakur Usman dari Forum Jurnalis Betawi (FJB) semacam ini akan lebih digiatkan dengan mengumpulkan lebih banyak perguruan silat untuk membentuk kolaborasi Betawi yang lebih baik lagi. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya