Diskon Besar Ungkit Daya Beli

PARA penyuka belanja maupun yang mereka ingin berbelanja untuk keperluan Hari Raya Idul Fitri bisa kembali menikmati potongan harga dengan kehadiran Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2016.

Pesta diskon dan belanja tahunan yang dimulai sejak 3 Juni lalu hingga 17 Juli mendatang itu digelar di 78 pusat perbelanjaan dengan potongan harga hingga 70%.

Tingginya potongan harga diyakini mampu mengungkit daya beli masyarakat sekaligus menaikkan total transaksi hingga Rp15,74 triliun jika ketimbang FJGS 2015 sebesar Rp14,58 triliun.

Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta Adi Ariantara bahkan meyakini peningkatan konsumsi itu dapat menggerakkan roda perekonomian, khususnya di DKI.

Ia menilai setahun belakangan daya beli masyarakat menurun akibat pelemahan ekonomi.

Ia optimistis FJGS bisa mendongkrak transaksi sebesar 8% dari tahun lalu karena ajang itu dihelat berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri, bertepatan dengan tahun ajaran baru, ditambah lagi dengan kehadiran gaji ke-13 dan ke-14 PNS.

"Banyak faktor yang masih bisa membuat FJGS tahun ini mendongkrak konsumsi, meskipun akhir tahun lalu konsumsi masyarakat rendah," kata Adi ketika ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta. Ia menambahkan bahwa gerakan ekonomi di Jakarta ditopang konsumsi.

Pelaksanaan pesta belanja tahun ini tetap didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui kemudahan dalam perizinan yang diberikan kepada peserta.

Dukungan lain yang diberikan antara lain beroperasinya transportasi massal ke pusat-pusat perbelanjaan, antara lain beroperasinya bus Trans-Jakarta yang beberapa koridornya melintasi sejumlah pusat perbelanjaan peserta FJGS.

Selain itu, adanya bus pengumpan yang juga direncanakan bakal melayani sejumlah permukiman menuju pusat kota.

Bahkan, dalam dua tahun mendatang, pemprov dipastikan selesai membangun koridor 1 kereta ringan cepat atau light rail transit (LRT) rute Kelapa Gading-Kebayoran Lama yang juga melewati kawasan perniagaan Kelapa Gading dan Jalan Sudirman.

Menurut Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta sekaligus Ketua Pelaksana FJGS 2016 Ellen Hidayat, tersedianya transportasi massal yang memadai dan terjangkau itu dapat menjadi daya dukung dalam upaya mendongkrak konsumsi masyarakat bawah hingga menengah.

"Kami menyambut baik semua rencana pemprov tersebut, karena memang selama ini mal-mal masih berada di pusat (kota). Akibatnya, orang (yang ingin berbelanja) harus pikir-pikir karena khawatir terkena macet," tuturnya.

Pinggir kota

Pada kesempatan itu, Ellen juga mengatakan untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tidak tertutup kemungkinan sejumlah mal akan terus dibangun di wilayah Jakarta.

Namun, tren pembangunan pusat perbelanjaan itu menyebar ke pinggir kota.

Hal itu, menurutnya, memiliki sisi positif, karena pusat perbelanjaan yang mendekati masyarakat, dan bukan sebaliknya.

Selain memudahkan masyarakat untuk menjangkau pusat perbelanjaan, tren penyebaran pembangunan mal di pinggiran kota membantu pemerintah mengatasi kemacetan lalu lintas. (J-2)