Ahok Merasa Dua Pertanyaan Penyidik KPK Menggelikan

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama membeberkan dua pertanyaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dia anggap lucu. Pertanyaan itu, kata dia, masih persoalan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

"Dia (penyidik) tanya 'Bapak pernah enggak kepikir untuk memperlambat pembelian NJOP? Kan bapak berhak mengubah NJOP sebagai harga terendah supaya bisa beli barang murah?'," kata Ahok meniru ucapan penyidik di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/4).

Ahok menjawab dengan sederhana. Dirinya tak punya niat untuk berpikir menahan-nahan pembelian Rumah Sakit Sumber Waras dengan tujuan meraup untung. Terutama Rumah Sakit Sumber Waras memang akan diubah untuk fasilitas umum Pusat Rumah Sakit Kanker.

"Saya pertama enggak pernah kepikir masalah itu karena itu saya pikir kejahatan. Karena tugas saya mengadminstrasi keadilan sosial lho. Itu kejahatan!," ucap Ahok.

Kendati demikian Ahok menjawab pertanyaan KPK tersebut. Dia menyebutkan kalau saja menurunkan harga NJOP saat ingin membeli Sumber Waras, maka pasti banyak warga di sekitar lahan Sumbet Waras yang juga membayar pajak dengan angka rendah. Hal ini akan berimbas dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI.

"Semua PBB akan turun hanta karena beli Sumber Waras. Jangan-jangan menurut perhitungan saya Pemda malah lebih rugi," Ahok menjawab.

Pertanyaan kedua, penyidik menanyakan soal masa Hak Guna Bangunan (HGB) Sumber Waras yang akan berakhir pada 2018. Ahok merasa lucu karena HGB berakhir adalah hal yang biasa. Malahan Ahok menyindir pertanyaan itu adalah pertanyaan bahasan dari 'LSM DPRD belakang'.

"Sertifikat apapun di indonesia atas nama PT, termasuk sawit, semua tambang semua yang pakai HGB dan HGU punya masa selesai," ucap Ahok.(X-11)