Belajar Kelola Sampah dari Denmark

TERIKNYA sinar matahari terasa sangat menyengat kulit kemarin siang. Tak banyak warga, nelayan, atau calon penumpang yang tampak lalu-lalang di Pelabuhan Kali Adem di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Lain halnya dengan rombongan yang mendampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Pangan Denmark, Esben Lunde Larsen. Di bawah terik yang menyengat itu, mereka semangat meninjau lingkungan di Teluk Jakarta, termasuk Pelabuhan Kali Adem.

Tanpa ragu, Larsen, yang juga didampingi Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge, berdiri di sebuah bangunan kayu tua yang menjorok ke laut. Dari sana tampak gundukan sampah yang menggunung memenuhi bagian bawah bangunan dan sepanjang bibir laut.

Lepas melihat kondisi semrawut, kumuh, dan kotor, itu, Larsen lalu beranjak menyusuri jalan berdebu menuju bagian pelabuhan lainnya. Polusi sampah pun kembali menghampar di depan matanya.

Larsen mengungkapkan, salah satu cara menangani persoalan polusi limbah atau sampah ialah dengan mengubah cara pandang masyarakat. Sesungguhnya, kata dia, sampah bisa bermanfaat jika dikelola dengan bijak. Pasalnya, limbah itu dapat menghasilkan sumber energi terbarukan dan malah akan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

"Hal itu pula yang mengubah cara pandang warga Denmark pada 30 tahun lalu sehingga negara kami menjadi yang terdepan dalam penggunaan energi terbarukan dari pengelolaan limbah," ujarnya.

Selain menghasilkan lapangan kerja dan energi terbarukan, pengelolaan limbah tadi telah berkontribusi pada kemajuan pelabuhan-pelabuhan di Denmark, yang terkenal rapi, bersih, modern, dan maju.

"Denmark dan Indonesia memiliki banyak kesamaan sebagai negeri bahari. Denmark dengan terbuka siap bekerja sama dengan Indonesia untuk memberikan solusi bagi lingkungan yang lebih baik," tegas Larsen.

Di sektor lingkungan, Indonesia dan Denmark telah bekerja sama dalam beberapa dekade terakhir untuk mengidentifikasi solusi terhadap tantangan lingkungan dan energi melalui program pembangunan Denmark senilai US$50 juta (Rp656 miliar). (Haufan Hasyim Salengke/J-1)