Ahok Beri Pelajaran ke Partai yang Jemawa

BASUKI Tjahaja Purnama dinilai memberikan pelajaran kepada partai politik yang jemawa karena punya massa. Pria yang biasa disapa Ahok itu memutuskan maju Pilkada DKI 2017 lewat jalur perseorangan.

Direktur LSM Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan partai politik terutama yang sudah punya posisi biasanya tidak mau meminang calon kepala daerah. Partai seperti ini biasanya sibuk sendiri dan menganggap calon yang membutuhkan partai untuk mendapat dukungan.

"Ahok ini bukan soal mahar atau tidak ada uang untuk kampanye. Hanya ingin memberi pelajaran ke parpol jangan sok, jemawa. Partai yang banyak pendukung merasa orang yang harus datang ke dia, bukan partai yang mendatangi," kata Ray di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3).

Awal pekan ini, Ahok mengumumkan maju Pilkada DKI 2017 lewat jalur perseorangan. Menurut Ahok, PDI Perjuangan tidak kunjung memberikan kepastian mengusungnya dalam Pilkada nanti.

Pada Pilkada 2012, Ahok maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Joko Widodo. Keduanya didukung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.

Menurut dia, Yusril Ihza Mahendra salah satu contoh 'korban' kesombongan partai politik. Yusril mencari dukungan dengan mendatangi pimpinan partai politik, namun menurut Ray, silaturahmi itu tidak terlalu direspons elite politik.

"Lebih dari separuh partai sudah didekati Yusril. Hasilnya belum ada sinyal kuat mendukung Yusril terlibat pilkada," ujar Ray.

Padahal, kata Ray, Yusril mumpuni, punya elektabilitas, tingkat penerimaan masyarakat juga cukup tinggi, dan terkenal. Menurut Ray, Yusril sebaiknya lebih sering menemui masyarakat daripada safari politik ke tokoh partai.

Yusril cukup aktif bertemu orang-orang yang mengaku akan maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia juga sempat menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. (OL-1)